3. Jakarta, Indonesia
Sekitar 40 persen Jakarta berada di bawah permukaan laut. Kota tercinta ini banjir dan curah hujan tidak membantu karena beton-beton mencegah air merembes ke tanah.
Air perpipaan juga sangat mahal sehingga lebih dari separuh penduduk Jakarta terpaksa menggali sumur mereka sendiri jika mereka menginginkan air. Penggalian sumur yang ilegal itu kemudian membuat batu dan tanah runtuh.
Jakarta nampaknya perlu menemukan cara untuk menyalurkan air bersih ke masyarakat, tetapi para pemerintah belum menemukan solusi yang benar-benar efektif hingga saat ini.
4. Kota Meksiko, Meksiko
Ibu kota Meksiko tumbuh 100 kali lipat dari ukuran geografisnya dan tujuh kali lipat populasinya antara tahun 1950 dan 2010, membuat danau di sana terhapus dan merusak akuifer bawah tanahnya.
Bahkan, tercatat bahwa sekitar 40 persen pasokan air Kota Meksiko dikirim dari jauh serta sebagian besar air dari pipa yang mengalirkannya hilang karena kebocoran dan pencurian.
5. Sao Paulo, Brasil
Pada tahun 2014 dan 2015, São Paulo mendeklarasikan keadaan darurat karena reservoir air hanya menampung 5 persen dari jumlah maksimumnya, yang hanya cukup untuk memasok kota selama sekitar satu bulan.