Hal serupa juga diungkap Ati (43), warga Jalan Barito, Pontianak. Pria yang sehari-harinya berjualan barang bekas ini juga memanfaatkan kawasan Waterfront Sungai Kapuas untuk mengais rezeki dengan berjualan gorengan.
Bersama istri tercinta, Ati mengaku sudah berjualan sejak Waterfront dibuka, sekitar 4 tahun lalu.
“Dulu kawasan ini sepi, tapi sejak ditata oleh Pemerintah Kota Pontianak dan dihiasi dengan lampu yang terang-benderang dan berwarna-warni maka sekarang ramai sekali pengunjungnya. Semakin ramai orang yang datang, semakin meningkat pula pendapatan kami,” ucap Ati.
Diakuinya, dalam semalam ia bisa mengantongi pendapatan sekitar 300 ribu rupiah, namun akan semakin meningkat 2 hingga 3 kali lipat saat hari libur, terutama Hari Sabtu dan Minggu.
“Untuk keperluan listrik, kami masih menumpang di Pos Babinsa. Mungkin akan lebih baik kalau PLN dapat menyediakan fasilitas listrik untuk seluruh pedagang di Waterfront ini, sehingga usaha yang kami jalankan dapat lebih aman dan nyaman,” kata Ati.
Baca Juga: 1.150 Orang Calon Jamaah Haji Kalbar Berangkat Gelombang Pertama Pada 16-18 Juni
Secara terpisah, Manager PLN UP3 Pontianak, Syaiful Azhari Siregar, mengatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik agar aktivitas warga khususnya para pelaku usaha tidak terganggu.
“Dengan listrik yang andal, seluruh aktivitas usaha yang dijalankan oleh masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar. Iklim usaha meningkat, otomatis perekonomian masyarakat juga meningkat,” sebut Syaiful.
Dikatakannya, sistem kelistrikan di Kota Pontianak dan sekitarnya masuk dalam sistem kelistrikan interkoneksi Khatulistiwa, dimana per hari Senin tanggal 16 Mei 2022, pukul 18.30 WIB, daya mampu pasok mesin pembangkit sebesar 588,2 MW sementara beban puncak atau kebutuhan listrik masyarakat tertinggi sebesar 383 MW.
“Dengan surplus daya sebesar 205,2 MW kami siap melayani kebutuhan listrik masyarakat. Silahkan masyarakat melakukan berbagai aktivitas usahanya, biar kami yang urus listriknya,” pungkas Syaiful.