Sonora.ID - Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa masyarakat Indonesia boleh lepas masker di luar ruangan dengan kondisi tak padat.
Adapun peraturan terkait COVID-19 lainnya yang sudah dilonggarkan oleh pemerintah.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bersiap-siap untuk menghadapi endemi atau berakhirnya pandemi COVID-19.
Baca Juga: Pasca Konfirmasi Covid-19 Pertama di Korut, 300 Ribu Orang Lebih Bergejala Demam
Kasus COVID-19 di Korea Utara
Kendati begitu, berbeda dengan Korea Utara yang baru saja melaporkan kasus pertama virus Corona (COVID-19) pada Kamis (12/5/2022) lalu.
Menindaklanjuti hal itu, pihak berwenang memobilisasi pasukan termasuk tentara dan kampanye informasi publik mengenai Covid-19.
Dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Kim Hyong Hun mengatakan Korea Utara telah beralih dari karantina ke sistem perawatan untuk menangani ratusan ribu kasus dugaan "demam" yang dilaporkan setiap hari, Senin (17/5/2022).
Kemudian, sang penyiar menunjukkan rekaman tim hazmat dan pekerja bermasker membuka jendela, membersihkan meja, dan mesin lalu menyemprotkan disinfektan.
Baca Juga: 12 Aturan Aneh di Korea Utara, Tidur saat Rapat Bakal Ditembak Mati
Agar bisa mencegah COVID-19, pemerintah menghimbau untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun demam seperti ibuprofen, amoksisilin dan antibiotik lainnya.
Obat-obat tersebut tidak melawan virus, tetapi terkadang diresepkan untuk infeksi bakteri sekunder.
Sementara itu, untuk menekan angka penyebaran COVID-19, media juga menghimbau warga melakukan sejumlah metode pengobatan rumahan.
Di antaranya berkumur air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow tiga kali sehari.
"Perawatan tradisional adalah yang terbaik!" begitu kata seorang wanita kepada penyiar negara ketika suaminya menggambarkan bahwa anak-anak mereka berkumur dengan air garam setiap pagi dan malam.
Seorang warga lanjut usia di Pyongyang itu mengatakan bahwa dia telah terbantu oleh teh jahe dan ventilasi kamarnya.
Ia pun mengungkapkan pula bahwa awalnya virus COVID-19 sangatlah menakutkan.
Namun, usai mengikuti saran dokter rupanya COVID-19 bukan masalah yang besar lagi baginya.
"Saya pertama kali takut dengan Covid, tetapi setelah mengikuti saran dokter dan mendapatkan perawatan yang tepat, ternyata bukan masalah besar," katanya seperti dikutip Channel News Asia.
Di samping itu, terkait upaya pengobatan rumahan tersebut dilakukan karena negara itu belum melakukan kampanye vaksinasi COVID-19 yang dapat mengurangi penyebaran virus dan meringankan penyakit.
Baca Juga: 4 Negara Diprediksi Jadi Lokasi Perang Dunia III, Hah Dekat Indonesia!