Sonora.ID - Menjadi perbincangan banyak pihak setelah kabar terkait lonjakan kasus Covid-19 di Korea Utara sangat pesat hingga dalam hitungan hari kasusnya tercatat mencapai 1,2 juta.
Layaknya di berbagai negara, Covid-19 menurun seiring dengan banyaknya masyarakat yang mendapatkan vaksinasi hingga dosis ketiga alias booster, tetapi di negara tersebut vaksin Covid-19 justru dianggap sudah terlambat untuk memutus penyebaran Covid-19.
Dikutip dari Kompas.TV, hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Komite Pusat medis Nasional untuk Manajemen Klinis dari Penyakit Menular Korea Selatan, Dr. Oh Myoung-don.
Pihaknya menegaskan bahwa gelombang dan lonjakan yang terjadi di Korea Utara bisa membuat puluhan ribu warga meninggal dunia.
Hingga hari Rabu, 18 Mei 2022, kemarin, negara yang dikepalai oleh Kim Jong-un tersebut memiliki kasus aktif hingga 1,7 juta kasus positif Covid-19.
Melalui data tersebut telah disampaikan juga, sebanyak 62 orang meninggal dunia dan 1 juta orang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 varian Omicron tersebut.
Pemerintah Korea Utara pertama kali melakukan pelaporan pada 12 Mei 2022 yang lalu, dan terus mengalami peningkatan, bahkan dalam tiga hari kasus Covid-19 mencapai 1,2 juta orang.
Oh memperkirakan kematian di negara tersebut bisa mencapai 34.000 jiwa di akhir gelombang.
Data ini bukan tanda alasan, pasalnya di Korea Utara sendiri terdapat lebih dari 2,4 juta orang di usia 60 atau di atasnya, kira-kira 9 persen dari seluruh popular negara tersebut, seperti data yang dilaporkan pada PBB di tahun 2019 silam.
Baca Juga: Naik KA Tetap Wajib Pakai Masker dan Lampirkan Surat PCR bagi Penumpang Vaksin Dosis Pertama
Sebelumnya, CDC menyebut, angka rata-rata kematian sangat tinggi karena kematian di natar orang berusia 60 tahun ke atas yang belum menerima vaksinasi.
Namun hal tersebut berdasar pada kondisi di Hong Kong dengan sistem perawatan yang lebih maju.
“Korea Utara tak memiliki sistem perawatan kesehatan seperti di Hong Kong, angka kematian cenderung akan lebih tinggi dibandingkan di sini,” tegas Oh.
Vaksinasi terlambat
“Meski vaksin tiba di sana sekarang, akan diperlukan waktu sebulan untuk kedua dosis diterima masyarakat dan untuk efek perlindungan penuh bekerja. Saat itu, Omicron sudah mencapai puncaknya dan menyelesaikan kerusakannya,” sambungnya tegas.
Menurutnya, yang saat ini dibutuhkan adalah perawatan, termasuk antivirus dan obat antiinflamasi untuk menghentikan efek dari virus tersebut.
Vaksinasi Covid-19 sendiri memerlukan proses untuk bekerja efektif, belum lagi rentang waktu yang diperlukan dari dosis satu ke dosis dua hingga booster, hal ini yang membuat Oh menyebut vaksinasi sudah terlambat untuk Korea Utara.