Sonora.ID - Beberapa waktu lalu tepatnya pada 15 Mei 2022, masyarakat Indonesia dihebohkankan dengan pertemuan Elon Musk dan juga Jokowi di Gedung Stargate SpaceX, Bocha Chica, Amerika Serikat.
Lantas, untuk apa pertemuan tersebut?
Diwartakan melalui Kompas.com, Elon Musk selaku CEO dari perusahaan mobil listrik Tesla berniat untuk mencoba melakukan kerja sama dengan negara kita.
Padahal, orang-orang berpengaruh di India sebelumnya telah "bersenandung" memberi kode tipis agar Musk memproduksi mobil di India namun Musk justru lebih melirik Indonesia, demikian seperti yang dikutip dari India Times.
Baca Juga: Ingin Wujudkan Kebebasan Berbicara, Elon Musk Resmi Beli Twitter Seharga Rp 635 Triliun!
Kenapa Elon Musk pilih Indonesia untuk produksi Tesla di Asia
Apa faktor yang membuat Elon Musk lebih memilih Indonesia sebagai tempat produksi Tesla di Asia dibanding India? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
1. Indonesia produsen utama nikel dunia
Nikel adalah logam utama agar mobil listrik dapat bekerja. Nah, dari data US Geological Survey, menunjukkan bahwa Indonesia menyumbang 37,04% nikel dunia dengan produksi mencapai 1 juta metrik ton.
Elon Musk tentu mengetahui hal ini dan menganggap bahwa Indonesia mampu menjadi negara rekan kerja yang menguntungkan.
2. Kebijakan Indonesia yang ramah kendaraan listrik
Indonesia punya kebijakan yang ramah terhadap mobil listrik. Sementara itu, pemerintah India sendiri menetapkan bea masuk yang tinggi dari produk import mobil, yakni sebesar 60%.
Kebijakan Indonesia tentu tidak sepenuhnya buruk. Hal itu dibuktikan dengan beberapa perusahaan elektronik besar yang telah berinvestasi di Tanah Air..
3. Banyak perusahaan elektronik berinvestasi di Indonesia
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sejumlah perusahaan raksasa dunia telah lebih dulu melakukan produksi besar-besaran di Indonesia.
Beberapa perusahaan tersebut contohnya LG Energy Solution yang menginvestasikan sekitar $9 miliar untuk mendirikan rantai pasokan, mulai dari pertambangan hingga manufaktur.
Bersama dengan Hyundai Motor Co., perusahaan itu juga mengembangkan pabrik baterai.
Sementara itu, pembuat powerpack terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co. juga menginvestasikan hampir $6 miliar dalam proyek baterai yang kemudian didukung penuh oleh negara.
Tak hanya dikuasai perusahaan dari Barat, perusahaan Zhejiang Huayou Cobalt Co. dari Cina juga bahkan telah melakukan proyek nikel kelima di Indonesia.
Demikian beberapa alasan kenapa Elon Musk pilih Indonesia untuk tempat produksi Tesla di Asia. Semoga kabar baik segera datang dan kerja sama yang dilakukan nantinya bisa menguntungkan kedua belah pihak, ya!