Bali, Sonora.ID - Indonesia menjadi tuan rumah dalam Forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-tujuh pada tanggal 23 Mei hingga 28 Mei 2022 bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center.
Forum GPDRR diselenggarakan sebagai wadah partisipasi stakeholder kebencanaan dalam pengurangan risiko bencana dimana komunitas penanggulangan bencana nasional dan internasional berkumpul untuk sharing knowledge dan best practice sebagai pembelajaran.
Pada Forum GPDRR tahun ini nantinya akan diikuti oleh 8.050 delegasi dari 193 negara dimana 4.821 delegasi akan hadir secara fisik dan 3.229 delegasi melalui platform online.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berharap agenda ini dapat dijadikan momentum dalam upaya membangun ketangguhan atau resiliensi bangsa serta memberikan praktik baik dan rekomendasi bagi pemangku kebijakan.
Baca Juga: Menlu Retno: GPDRR Ajang Pertukaran Pengalaman Mitigasi Bencana
"Saya mengharapkan pertemuan ini dapat menghasilkan praktik baik dan rekomendasi bagi pemangku kepentingan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengurangan risiko bencana," ujarnya saat membuka Forum GPDRR di BNDCC, Bali Pada Rabu (25/5).
Pada Pagelaran Internasional kali ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia sebagai Ketua Panitia Nasional GPDRR ke-7 tahun 2022.
Menko Muhadjir menegaskan bahwa Indonesia telah mengadopsi pendekatan pentaheliks berbasis masyarakat yang dikenal dengan gotong royong dalam mencapai resiliensi.
"Kami menegaskan pentingnya kolaborasi pentaheliks, termasuk partisipasi dari Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha, Akademisi, dan Media. Pada tingkat komunitas, kolaborasi tersebut diimplementasikan melalui program seperti Taruna Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana," tutur Muhadjir saat memberikan keterangan pers usai Opening Ceremony Forum GPDRR.
Menurutnya, Indonesia juga memiliki kearifan lokal di bidang penanggulangan bencana yang sangat kaya. Salah satunya Bali yang memiliki filosofi Tria Hita Karana.
"Indonesia juga memiliki kearifan lokal di bidang penanggulangan bencana yang sangat kaya. Salah satu contohnya adalah Bali, tuan rumah GPDRR yang memiliki filosofi Tri Hita Karana atau keseimbangan hubungan antara manusia, Tuhan dengan alam," jelasnya.
Baca Juga: Menko PMK: Pelayanan RS Udayana Mumpuni, Peralatan Perlu Segera Ditingkatkan
Bagi Indonesia sendiri Forum GPDRR ini memiliki arti penting dalam membantu proses pemulihan sosial-ekonomi di Indonesia serta meningkatkan kembali kewaspadaan publik domestik mengenai pentingnya pengurangan risiko bencana.
"Untuk itu, melalui forum ini Indonesia mengajak para pemimpin dunia bekerja sama dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi," pungkasnya.
Sebagai bentuk keberlanjutan pasca menjadi tuan rumah GPDRR ke-7, Kemenko PMK melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil bagian dalam pembudayaan gaya hidup cinta lingkungan.
Selama tahun 2022 hingga 2023, akan dilaksanakan rangkaian aksi penanaman 10 juta pohon di 34 provinsi berkolaborasi dengan dengan lintas Kementeran/Lembaga, Pemerintah Daerah, pelajar, mahasiswa, akademisi, dunia usaha, penggiat media dan masyarakat luas.