GPDRR Ke-7 Di Bali Resmi Dibuka, Jokowi dan Delegasi Bunyikan Kulkul, Sampaikan Empat Konsep Hadapi Bencana

26 Mei 2022 17:30 WIB
Presiden RI,  Joko Widodo ( Jokowi) bersama Deputy Secretary General dan perwakilan delegasi membunyikan kulkul atau kentongan  Bali saat membuka secara resmi  GPDRR ke-7 di BNDCC,  Bali
Presiden RI, Joko Widodo ( Jokowi) bersama Deputy Secretary General dan perwakilan delegasi membunyikan kulkul atau kentongan Bali saat membuka secara resmi GPDRR ke-7 di BNDCC, Bali ( Tribun Bali)

Bali, Sonora.ID - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) bersama Deputy Secretary General dan perwakilan delegasi membunyikan kulkul atau kentongan Bali saat membuka secara resmi  GPDRR ke-7 di BNDCC,  Bali, Rabu 25 Mei 2022.

Pembukaan dihadiri secara fisik maupun virtual dari berbagai negara. Presiden memukul kulkul, alat komunikasi tradisional masyarakat  Bali. Pemukulan kulkul ini menandai pembukaan secara resmi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang berlangsung, 23-28 Mei 2022.

Kulkul merupakan alat komunikasi dalam organisasi masyarakat tradisional, seperti banjar dan subak. Alat yang terbuat dari kayu ini biasanya ditempatkan pada bangunan bale kulkul. Bangunan ini berada di balai banjar atau pura.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Tinjau Rumah Resiliensi Indonesia pada Pameran Adexco 2022

Menurut Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati, kulkul memiliki makna erat dengan isu  GPDRR, yaitu pengurangan risiko bencana."Dengan memukul kulkul, bunyi yang dihasilkan merupakan peringatan dini kepada masyarakat,” ujar Raditya selaku Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara  GPDRR.

Peringatan dini sangat erat berkaitan dengan pengurangan risiko bencana. Menurut Raditya, kulkul telah menjadi bagian dari masyarakat  Bali. Ia berharap kulkul tetap hidup di dalam masyarakat dan menjadi bagian dari sistem peringatan dini bencana. Ia juga mengatakan ini merupakan bentuk kearifan lokal dari Indonesia sebagai praktik baik dalam pengurangan risiko bencana.

"Kearifan lokal seperti ini diharapkan terus hidup menjadi bentuk resiliensi berkelanjutan," ujarnya.

"Pada akhirnya peringatan dini ini dapat menyelamatkan masyarakat setempat dari ancaman bencana,” sambungnya.

Lebih lanjut, Raditya mengatakan, masyarakat Jawa mengenal alat serupa, yaitu kentongan. Dengan ketukan tertentu, bunyi yang dihasilkan memberikan peringatan tertentu pula.

Acara pembukaan dihadiri Wakil Presiden Zambia YM Mutale Nalumango, Deputi Sekretaris Jenderal PBB YM Amina Mohammed, Presiden Sidang Majelis Umum PBB ke-76 YM Abdulla Shahid, Special Representative of the Secretary-General for Disaster Risk Reduction Mami Mizutori, serta Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, utamanya Menko PMK, Menteri Luar Negeri, dan Kepala BNPB sebagai Ketua dan Wakil Ketua I Panitia Nasional  GPDRR 2022.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan empat konsep resiliensi berkelanjutan dalam menghadapi risiko bencana yang ditawarkan Indonesia kepada dunia.

"Dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction ( GPDRR) kali ini, pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana, termasuk menghadapi pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan," ujar Presiden Jokowi.

Pertama, Presiden  Jokowi menekankan pentingnya memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana. "Pendidikan aman bencana serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis dan tanggap terhadap bencana harus menjadi prioritas kita bersama," ujarnya.

Kedua, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi, termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi. Presiden  Jokowi menilai, akses pendanaan merupakan isu yang penting yang harus ditangani secara serius.

Baca Juga: Pimpin GPDRR, Menko PMK: Indonesia Punya Kearifan Lokal dalam Penanganan Bencana

"Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama atau pooling fund serta penggunaan dan pembangunan di tingkat desa melalui Dana Desa untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan," ujarnya

Ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim. Presiden menekankan, selain mitigasi infrastruktur fisik seperti dam, pemecah ombak, waduk, dan tanggul, infrastruktur hijau seperti hutan mangrove, cemara udang di pantai dan vetiver untuk antilongsor serta pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur. "Perlindungan kepada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius," Presiden  Jokowi menambahkan.

Keempat, komitmen bersama untuk mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal. Presiden Jokowi menilai, Kerangka Kerja Sendai, Kesepakatan Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs merupakan persetujuan internasional yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. "Saya mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh untuk mengimplementasikannya," ucap Presiden  Jokowi.

Presiden menegaskan, pengurangan risiko bencana merupakan investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan. "Kami menegaskan komitmen Indonesia untuk melaksanakan Kerangka Kerja Sendai serta komitmen internasional lainnya," katanya.

Presiden juga menyampaikan bahwa dalam forum internasional ini Indonesia siap berbagai pengalaman, dan pengetahuan dalam mitigasi bencana sekaligus menyerap praktik baik mitigasi bencana dari negara lain.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm