Solo, Sonora.ID - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan mulai merajalela. Hal ini membuat beberapa pasar hewan harus ditutup untuk mengantisipasi penyebarannya. Salah satunya pasar di Boyolali yang akan ditutup pada Jumat (27/5/2022).
Dikarenakan pasar-pasar hewan di daerah lain seperti di Klaten dan Wonogiri sudah ditutup, sehingga dikhawatirkan banyak pedagang yang dari luar wilayah Boyolali masuk. Maka dari itu 5 pasar hewan di Boyolali juga akan ditutup.
Lusia Dyah Suciati, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) mengatakan bahwa pencegahan penyebaran PMK di Boyolali harus diantisipasi.
Untuk itu selama 15 hari kedepan, seluruh pasar hewan di Boyolali akan ditutup.
“Saat ini pasar hewan daerah tetangga hampir semua ditutup. Dikhawatirkan para pedagang dari luar kota banyak yang masuk ke Boyolali. Kalau tidak bisa mengendalikan berpotensi penyebaran PMK lebih luas,” jelas Lusia.
Lusia juga menyebutkan bahwa, ditemukan sebanyak 28 ternak yang suspek PMK, karena mengalami gejala liur berlebih dan panas tinggi dari hasil tracing penyebaran PMK sebanyak 1.009 ternak di Boyolali.
Temuan tersebut langsung ditangani dengan melakukan lokalisasi dan menyuntik vitamin. Sedangkan kasus positif PMK hanya ditemukan di dua tempat, dengan terkonfirmasi 21 ternak yang terpapar.
Antara lain 15 ternak di Dusun Gatak, Desa Singosari, Mojosongo, dan 3 sapi serta 3 kambing di Dusun Godeg, Ngenden, Ampel.
Sapto Hadi Darmono, Kepala UPT Pasar Hewan Disperindag mengatakan bahwa hari ini pasar hewan Boyolali di Jelok, Cepogo, Boyolali masih beroperasi.
Baca Juga: Wuhan Secara Resmi Melarang Konsumsi dan Perdagangan Hewan Liar
Diketahui penutupan pasar hewan dimulai tanggal 27 Mei sampai 10 Juni 2022, untuk lima pasar hewan di Jelok, Wonosegoro, Nogosari, Simo, dan Ampel.
“Penutupan dilakukan mulai 27 mei sampai 10 juni. Penutupan dalam rangka penanggulangan dan pengendalian PMK. Sehingga pemkab mengambil langkah untuk menutup seluruh pasar hewan,” jelasnya.
Meski tidak ada temuan hewan yang terinfeksi PMK, namun hal tersebut menjadi kewaspadaan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
“Untuk di pasar sampai hari ini belum ada temuan. Kalau suhu tinggi ada, tapi terus di obati dan di pantau dari dokter hewan di Puskesmas terdekat,” pungkas Sapto.
Baca Juga: Paul McCartney Ingin Pasar Hewan di China Agar Segera Dilarang