Pontianak, Sonora.ID - Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) akan menjadi tuan rumah pertemuan ekonomi tingkat menteri dalam forum Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) ke-25. Forum tersebut akan dipusatkan di ibu kota Provinsi Kalbar yakni Pontianak.
Pertemuan ekonomi tingkat menteri forum BIMP-EAGA direncanakan akan diselengarakan pada 23 hingga 26 November mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar, Harisson memastikan proses persiapan pertemuan tingkat Menteri BIMP-EAGA ke-25 hingga saat ini terus dimatangkan.
“Kalbar siap menjadi tuan rumah penyelengaraan pertemuan tingkat Menteri ke 25 kerja sama ekonomi Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP EAGA)
ke-25,” ucap Harisson, Selasa (31/5).
Ia menyebutkan pertemuan tersebut akan dihadiri pejabat setingkat menteri berjumlah enam orang, setingkat eselon I (Senior Official) berjumlah enam orang, sekretariat nasional BIMP-EAGA berjumlah enam orang.
Lalu setingkat eselon I (focal poin CWGS setiap negara anggota BIMP-EAGA) berjumlah 32 orang.
Kemudian setingkat eselon I (development partner) berjumlah empat orang. Serta perwakilan daerah setingkat Gubernur di wilayah BIMP-EAGA setiap negara berjumlah 23 orang.
“Pembicaan pertemuan tersebut diantaranya terkait Entikong Tebedu dimana telah diusulkan menjadi Special Border Economic Zone (SBEZ),” ujarnya.
Harisson menjelaskan, dalam pertemuan tersebut juga akan dilakukan penandatangan Letter of Intent (LoI) One Borneo Quarantine Initiative sehingga akan ada integrasi karantina BIMP-EAGA di wilayah Borneo.
Baca Juga: Pimpin GPDRR, Menko PMK: Indonesia Punya Kearifan Lokal dalam Penanganan Bencana
Hal tersebut dalam upaya menjaga kepulauan Borneo dari perdagangan ilegal dan penyelundupan, pergerakan material biologi yang berbahaya serta masuknya hama dan penyakit. Kemudian juga terkait Community Based Eco Tourism (CBET) Lake Sentarum National Park PARK.
“Kita memiliki taman nasional Danau Sentarum dengan koleksi satwa liar dan alam yang indah,” katanya.
Harisson menyebutkan hal lain yang akan dibahas yakni terkait kerja sama bidang kelistrikan antara Kalimantan Barat dengan Sarawak Malaysia yang telah operasional sejak 21 Januari 2016.
Dengan kapasitas mencapai 213 MW serta mengaliri listrik ke 80.000 rumah tangga.
“Lalu pembangunan Nanga Badau international freight terminal, pembangunan Aruk Sambas international frieght terminal, serta upgrading Supadio International Airport,” ungkap Harisson.
Ia melanjutkan, pemerintah Provinsi Kalbar akan menampilkan berbagai potensi yang dimiliki untuk menarik investasi. Terlebih Kalbar memiliki potensi yang sangat besar, sehingga forum tersebut bisa memberikan dampak baik terutama bagi perkembangan ekonomi di Provinsi Kalbar.
“Kita akan menampilkan potensi di Kalbar yang diharapkan mampu menarik investasi dari negara
anggota BIMP-EAGA maupun negara lain,” tukasnya.