Sonora.ID - Banyak orang tentu sudah mengetahui bahwa kakao merupakan bahan utama pembuatan cokelat.
Namun, berbeda halnya dengan salah satu perusahaan teknik pangan WNWN FoodLabs asal Inggris. Pasalnya perusahaan yang digawangi Ahrum Pak dan Johnny Drain tersebut memproduksi cokelat tanpa kakao.
Inovasi itu tentu membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana bisa membuat cokelat tanpa kakao?
Proses pembuatan
WNWN FoodLabs ternyata mempunyai bahan subtitudi untuk menggantikan kakao. Yaitu, menggunakan perpaduan biji-bijian barley dan carob untuk cokelat jenis baru.
Perlu diketahui bahwa barley merupakan biji-bijian sereal yang dapat digunakan dalam roti maupun minuman. Barley mengandung kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang baik dikonsumsi untuk kesehatan.
Sementara itu, carob yang tumbuh di pohon dan diambil bijinya ternyata sudah sering diolah menjadi bahan subtitusi cokelat.
Kedua bahan tersebut diolah WNWN FoodLabs dengan mengandalkan proses fermentasi agar cokelatnya bebas kakao.
Barley dan carob yang dijadikan bahan utama cokelat bebas kakao WNWN FoodLabs sebenarnya bukanlah barang baru di industry makanan. Bahan itu sebelumnya sudah dimanfaatkan industri makanan untuk mengentalkan atau menstabilisasi olahan kuliner.
Dikutip dari kompas.com, menurut laporan The Spoon, proses fermentasi di WNWN FoodLabs memungkinkan pasta cokelat untuk dibuat.
Hasil itu selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan layaknya cokelat pada umumnya, namun terdapat campuran biji-bijian sereal lain. Cokelat buatan perusahaan WNWN FoodLabs tersebut dijual melalui wnwnfoodlabs.com.
Alasan membuat coklat tanpa kakao
Pak dan Drain sebagai sosok penting di balik WNWN FoodLabs ingin berhenti mengandalkan produksi kakao. Lantaran 75 persen produksi kakao dunia yang berasal dari Pantai Gading dan Ghana mempekerjakan satu juta anak di dalamnya.
Di sisi lain WNWN FoodLabs, memberi perhatian terhadap deforestasi atau penggundulan hutan akibat produksi kakao.
Penggundulan yang disorot perusahaan itu telah menyebabkan kawasan hitan di Pantai Gading berkurang sebanyak 94 persen selama 60 tahun ke belakang. Lebih parahnya lagi, presentase penggundulan hutan di Pantai Gading dikaitkan dengan produksi kakao.
Keprihatinan WNWN FoodLabs juga sejalan dengan Mighty Earth, sebuah asosiasi Amerika yang mendukung perlindungan hutan dan iklim.
Dalam laporannya pada tahun 2017, asosiasi itu mendapati hamper 118.000 hektak hutan di Pantai Gading dibabat habis. Temuan Mighty Earth menemukan fakta kawasan hutan di Pantai Gading berkurang drastic selama tahun 2001-2014 untuk produksi kakao.
Bukan hanya itu, masih dalam laporan yang sama Mighty Earth mencatatat, sebanyak 2,1 juta anak di Pantai Afrika Barat bekerja di produksi kakao.
Baca Juga: Sensasi Kebab Coklat Lumer, Refrensi Menu Buka Puasa di Sragen