Sonora.ID - Pernahkah Anda mendapatkan sebuah amalan dengan membaca sholawat atau dzikir tertentu maka akan mendapatkan banyak pahala?
Namun dilakukan dengan cara yang sembrono dan asal-asalan sebab tidak memiliki guru. Menurut Gus Baha hal seperti ini baiknya tidak dilakukan.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan bahwa dalam membaca sholat baiknya tidak dilakukan dengan sembrono.
Apalagi jika niat awal ingin mendapatkan oahala bukannya dapat malah hal sebaliknya yang akan diterima.
Apalagi jika membaca sholawat dengan hal-hal yang tidak dianjurkan maka hal ini bisa saja mengubah makna dari sholawat tersebut.
Baca Juga: Astaghfirullah Hati-hati, 5 Golongan Ini Tetap Masuk Neraka Meski Rajin Salat Kata Syekh Ali Jaber
Sehingga kata beliau, bukan dapat pahal dari Allah melain sebaliknya, dapat dosa karena bacaan keliru.
Maka untuk meminimalisir kesalahan dalam bersholawat Gus Baha memberikan edukasi yang baik terkait permasalahan tersebut.
Mula-mula Gus Baha mengajarkan perigal pengucapan sholawat agar selalu dilakukan dengan benar dan menghindari kekelilruan.
Ada sebagian orang kata Gus Baha, dalam membaca sholawat, dengan menggunakan kalimat, "Sholli alaiih.." yang artinya bacalah (wahai kamu satu) sholawat kepada Nabi."
Gus Baha menilai keliru bacaaan sholawat seperti itu, dan hanya akan membuat orang yang mengucapkannya mendapatkan dosa dari Allah.
"Ya demikian jelas keliru. Jadi seolah-olah memerintah orang yang di depannya saja untuk membaca sholawat, dia tidak,” kata Gus Baha seperti dikutip dari kanal YouTube Jagad Nusantara.
Baca Juga: Jangan Lupa Baca Sholawat Ini di Bulan Maulid Nabi
Sementara bacaan sholawat yang benar adalah seperti ini kata Gus Baha.
"Sholawat yang benar ini ' Sollallahu 'alaih ' atau 'Solla alaih', " terang Gus Baha.
Berdasarkan keterangan Gus Baha bahwa Sollallahu 'alaih ' atau 'Solla alaih' mempunyai arti ‘semoga Allah selalu memberikan sholawat kepada Nabi-Nya’.
"Keduanya bermakna "Semoga Allah selalu memberikan sholawat kepada Nabi-Nya,” sambung beliau.
Jadi harus ada kalimat pengganti dalam mengucapkan sholawat, yang kembali merujuk kepada Allah menurut Gus Baha.
"Ini yang penting bentuk kalimatnya zamir atau ada ‘kata ganti’ yang kembali ke Allah," lanjut Gus Baha.
Hal ini menjadikan orang mendapat dosa meski niatnya mencari pahala dengan sholawat