Solo, Sonora.ID - Proyek Masjid Sriwedari diketahui telah mandek selama setahun lebih. Hal itu tentu menjadi pertanyaan, padahal Pemkot Solo tengah melakukan pembangunan melalui program “10 Titik Prioritas Pembangunan Kota Solo”.
Gibran pun mengungkapkan alasan mengapa pembangunan masjid Sriwedari belum dilanjutkan.
Ternyata, proyek pembangunan Masjid Sriwedari tidak masuk ke dalam program “10 Titik Prioritas Pembangunan Kota Solo” karena dua alasan utama. Salah satunya karena tanah yang dipakai adalah tanah sengketa.
“Pertama, itu di tanah sengketa, kedua itu bukan APBD," ungkapnya.
“Jadi nek takon kenapa itu mangkrak, takon (tanya) panitia masjide, jangan nyalahkan saya," tambahnya.
Gibran pun mengungkapkan jika program kebanggaannya untuk Kota Solo yang masuk dalam program “10 Titik Prioritas Pembangunan Kota Solo” akan selesai pada waktunya.
Dari 10 titik yang masuk dalam program, ada dua yang sudah berjalan yaitu Masjid Raya Al Zayed dan Elevated Rail.
Mandeknya proyek pembangunan Masjid Sriwedari bukan hanya karena tak masuk pada “10 Titik Prioritas Pembangunan Kota Solo, tetapi juga karena masalah pendanaan.
Namun meskipun begitu, pembangunan Masjid Sriwedari telah dalam upaya untuk dilanjutkan. Diketahui sebelumnya, proyek ini menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Baca Juga: Pembangunan Tirtamas Water Park Solo Lambat, Gibran Minta Segera Diselesaikan
Menurut penuturan ketua panitia pembangunan Masjid Sriwedari, Achmad Purnomo, pihaknya telah berkoordinasi dengan stakeholder untuk mengupayakan kelanjutan pembangunan.
Dirinya juga mengungkapkan, karena berdiri diatas tanah yang masih menjadi sengketa, sehingga menimbulkan keragu-raguan. Namun dirinya menjamin tidak akan masalah.
“Ini menunggu dana. Ini dicarikan pak Walikota (Gibran Rakabuming) dan Pak Mahfud MD (Menko Polhukam) semuanya menunggu ini," terangnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa tempo hari telah dipanggil oleh Mahfud MD untuk dibantu pendanaannya
Proyek pembangunan Masjid Sriwedari ini telah berjalan sejak tahun 2018 dan menelan biaya kurang lebih Rp 165 Miliar. Hingga saat ini, progress pembangunan diklaim sudah mencapai 85 persen, sehingga tinggal melanjutkan pembangunan finishing.
Baca Juga: CFD Perdana Sukses Digelar, Warga Solo Banjiri Jalan Slamet Riyadi