“Kerja sama yang dibangun ini merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan. Jika sudah ‘link and match’, kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” tutur Suharti.
Total nilai bantuan yang telah diberikan Kemendikbudristek untuk program kerja sama tersebut kurang lebih senilai Rp141.538.461.636, dan Pemerintah Perancis senilai Rp26.327.843.953.
Suharti meyakini bahwa program “link and match” yang diprakarsai kedua belah pihak tersebut mampu mengkatalisis revitalisasi SMK, yaitu dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga pada penerimaan tamatan.
“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, industri, Pemerintah Perancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja di masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.
Sementara itu, Duta Besar Perancis untuk Indonesia Mr. Olivier Chambard menyatakan, kerja sama Pemerintah Perancis, Pemerintah Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan, mulai dari pembangunan pusat keunggulan, pembaruan kurikulum pendidikan, penyediaan fasilitas peralatan dan teknologi terbaru yang menunjang pembelajaran, hingga pelatihan tenaga pendidik agar dapat memberikan pengajaran yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan.
“Pemerintah Perancis sangat senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan kami yang telah menjadi tenaga pelatih, kepada Schneider Electric Foundation dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi dan pengalamannya,” ujarnya.
Kemitraan Schneider Electric Global bersama dengan Pemerintah Perancis di bidang Pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun dan berfokus pada pelatihan bagi tenaga pengajar dan siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi.
“Schneider Electric terus berkomitmen untuk menjadi industry knowledge partner dalam transformasi ekosistem pendidikan yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Misi kami adalah mempersiapkan ahli kelistrikan menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi mitra strategis dalam membangun sektor pendidikan yang berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan dunia industri.” ujar Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi.
Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di Presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan.
Baca Juga: Kemendikbudristek Ajak Pemda Dukung Pengembangan SDM Kemaritiman
“Teknologi yang memungkinkan transformasi industri dan transisi energi bersih telah ada saat ini. Penentu kesuksesannya ada pada sumber daya manusia (SDM) yang mengoperasikannya. Untuk itu perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mendukung pembangunan SDM.” pungkas Roberto.