Sonora.ID - Twitter sempat diramaikan pembahasan soal tradisi masyarakat Swedia yang tidak pernah menawarkan makanan pada tamu yang berkunjung ke rumahnya.
Bukan hanya itu, masyarakat Swedia juga disebut ‘tega’ tidak mengajak tamunya makan ketika tiba waktunya untuk bersantap, bahkan ketika tamunya adalah anak-anak. Tamu akan diminta untuk pulang atau menunggu sementara tuan rumah akan menikmati makanan bersama keluarganya.
Bukan hanya di Indonesia, menawarkan makanan kepada tamu atau mengajak untuk makan bersama rupanya sudah menjadi tradisi di banyak Negara.
Maka dari itu, perilaku masyarakat Swedia ini dinilai mengherankan sekaligus melanggar tata karma yang berlaku secara umum.
Dikutip dari Kompas.com, secara umum orang Swedia memilih kunjungan yang direncakan sebelumnya. Hal ini berlaku untuk semua acara sosial. Praktik ini membuat orang Swedia terbiasa memasak sesuai dengan jumlah orang yang direncanakan akan ikut makan.
Jika ada orang lain yang ingin bergabung ikut makan harus memberitahukannya lebih dulu. Tujuannya agar tuan rumah bisa membeli bahan makanan dan memasak makanan yang cukup untuk tamu tambahan tersebut.
Masyarakat Swedia sering merencanakan menu makan selama seminggu penuh dan membeli secukupnya bahan makanan sesuai yang akan dihabiskan agar tidak membuang-buang makanan. Bukan hanya itu, setiap acara sosial harus direncanakan jauh hari agar bisa menyediakan makanan yang cukup untuk semua orang.
Makan bersama adalah family time bagi masyarakat Swedia
Alasan lain masyarakat Swedia tak menawarkan makanan bagi orang yang berkunjung adalah tidak biasa bagi sebuah keluarga untuk tidak makan bersama.
Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, 8 Negara Ini Nggak Punya Malam, Matahari Bersinar Non Stop!
Asumsinya, semua keluarga akan makan bersama ketika tiba waktunya sehiingga semua orang akan pulang ke rumahnya masing-masing.
Hal ini tidak ada hubungannya dengan perilaku tidak sopan karena umumnya masyarakat Swedia tidak tertarik makan bersama keluarga orang lain. Aspek budaya ini menjadikan makan bersama sebagai family time yang dinikmati oleh kalangan terdekat.
Selain itu, menu makanan Swedia juga disebut bukan tipe yang bisa dengan mudah dibagikan kepada orang tanpa perencanaan.
Dalam banyak budaya, biasanya makanan disajikan berupa sumber karbohidrat dengan tambahan protein yang mudah dibagi dalam banyak porsi.
Namun, masyarakat Swedia cenderung membeli daging dan beberapa kentang per orang, sehingga sulit untuk membaginya kepada tamu tak terduga yang ikut makan.
Di sisi lain, masyarakat Swedia juga menganggap perilaku mengambil jatah makanan orang lain juga ‘sangat memalukan’, apalagi jika harus membuat tuan rumah makan lebih sedikit dari seharusnya.
Baca Juga: 10 Negara dengan Netizen Paling Kasar dan Nggak Sopan di Dunia, Indonesia Masuk Peringkat 5 Besar!