Pontianak, Sonora.ID - Masyarakat Tionghoa di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat merayakan tradisi tahunan yaitu Hari Bakcang, dengan melemparkan Bakcang ke Sungai Kapuas, Jumat (3/6).
Perayaan Hari Bakcang menjadi tradisi tahunan yang dirayakan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Perayaan ini digelar setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.
Bakcang merupakan makanan tradisional masyarakat Tionghoa dan memiliki hari bakcang tersendiri. Makanan dari beras ketan yang diisi daging atau ayam cincang berbumbu ini pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou.
Menurut legenda, bakcang dibuat karena simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan cara melompat ke sungai Miluo. Saat itu masyarakat melemparkan bakcang ke sungai dengan maksud agar binatang air tidak memakan jasad Qu Yuan dan beralih menyantap bakcang yang dilemparkan.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono yang hadir dalam seremonial perayaan Hari Bakcang ini mengatakan, gelaran perayaan Hari Bakcang ini turut memperkaya khasanah budaya yang ada di Kota Pontianak.
Ia berharap tradisi perayaan bakcang ini dikemas lebih baik lagi sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan, baik wisatawan domestik maupun asing.
“Jadi kalau perayaan bakcang di sini mampu menjadi magnet bagi wisatawan asing seperti dari Taiwan, Hongkong dan lainnya, mereka yang berasal dari negara lain membuang bakcangnya di Pontianak, bukan di Sungai Yangtze atau Sungai Kuning yang ada di Tiongkok,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia mengapresiasi dan mendukung siapapun warga Kota Pontianak yang ingin melestarikan adat dan budayanya selama itu memberikan nilai kearifan lokal yang baik. Selain bernilai budaya, perayaan tradisi tersebut juga bernilai wisata.
“Nanti kita akan kaji apakah memungkinkan untuk masuk dalam agenda tahunan pariwisata Kota Pontianak, harus kita koordinasikan dulu,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemkot Pontianak Dongkrak PAD Lewat Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Daerah
Sementara itu, Ketua Panitia Perayaan Hari Bakcang, Adi Sucipto menuturkan, perayaan Hari Bakcang ini diprakarsai oleh DPD Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak.
Melalui perayaan ini, para generasi muda, khususnya kalangan Tionghoa diharapkan tetap ingat tradisi budaya leluhur.
Apalagi melihat perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat mempengaruhi kehidupan adat dan tradisi yang sudah turun-temurun sehingga sedikit demi sedikit mulai dilupakan.
“Generasi muda sekarang ini hanya tahu setiap perayaan Hari Bakcang identik dengan memakan bakcang tanpa tahu latar belakang dibalik perayaan bakcang,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rudy Leonard, salah seorang Budayawan Tionghoa, menjelaskan, perayaan Hari Bakcang berasal dari Tiongkok yang usianya sudah mencapai 2.300 tahun.
Secara umum perayaan Hari Bakcang adalah dengan memakan bakcang. Selain itu, pada perayaan tersebut juga ada tradisi mandi tengah hari.
“Di mana pun orang Tionghoa berada, mereka akan merayakan hari bakcang pada hari tepatnya
bulan 5 tanggal 5 dan bertepatan pertengahan hari,” tukasnya.
Baca Juga: Gubernur Sutarmidji Sebut Upacara Adat Ngabayotn Mampu Jadi Daya Tarik Wisatawan