Pihaknya juga masih meminta petunjuk perihal sisa stok komoditas minyak goreng ini boleh dijual tanpa subsidi atau tidak, atau bahkan harus distop.
Pasca adanya pencabutan subsidi minyak goreng curah ini, dirinya berharap tidak ada lonjakan harga minyak goreng kedepan. Namu kekhawatiran itu tetap ada.
“Semoga tidak ada gejolak harga pasca dicabutnya subsidi migor curah. Untuk saat ini migor curah di pasaran sekitar Rp. 16.000,- per liter,” Tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Pasar Jungke, Sri Hartoyo. I mengatakan jika harga pasar untuk minyak goreng curah tidak mengalami lonjakan meskipun subsidi, maka telah dicabut oleh Pemerintah.
Selain itu, pencabutan subsidi minyak goreng curah ini tidak sama dengan kondisi subsidi minyak goreng kemasan yang tiba-tiba membludak di pasaran diiringi harga yang relatif cukup tinggi.
“Tidak ada kendala, tak terjadi kelangkaan seperti migor kemasan waktu itu, distributor juga sudah masuk ke pasar, sehingga tak ada masalah.”
“Semoga harga migor tetap stabil dan tidak terjadi kenaikan harga,” Pungkasnya.
Baca Juga: Minyak Goreng Picu Inflasi di Sulsel, Mei 2022 Capai 0,28 persen