Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG, Eridawati, menjelaskan aktivitas gempa bumi yang terjadi di wilayah Aceh dan Sumut merupakan hal yang wajar.
Hal itu lantaran Sumut berada di dua lokasi kekuatan gempa bumi, yakni patahan Sumatera dan lempengan Indo Australia dan Eurasia di sepanjang barat pulau Sumatera hingga ke Jawa.
"Untuk aktifitas sebanyak 30 kali dalam seminggu masih hal yang wajar kerena kita di Sumatera dilalui 2 sumber utama gempa bumi, yaitu patahan Sumatera atau Bukit Barisan dan pertemuan lempeng indo australia dan euroasia di sepanjang barat pulau sumatera sampai ke selatan jawa," kata Eridawati.
Di samping itu, saat ini BMKG sudah menambah sensor yang dapat mendeteksi gempa bumi yang tersebar di wilayah Aceh dan Sumut sehingga BMKG dapat mencatat jumlah gempa bumi yang terjadi di beberapa daerah.
"BKMG sekarang sudah menambah jaringan sensor gempa yang sudah lumayan rapat sehingga gempa kecil sudah bisa kita analisa. Hal membuktikan kalau seismisitas di Sumut itu aktif," tambah dia.
Eridawati mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, namun tidak perlu panik, tetap merespons dengan cepat informasi BMKG.
Selain itu, masyarakat dihimbau untuk menjaga jarak bila kondisi gempa signifikan terjadi di era pandemik.
Masyarakat juga dihimbau untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.