Baca Juga: Perbaikan Titian Bromo Dinanti, Warga Tak Muluk-Muluk Soal Desain
"Tapi, itu bukan insiden pertama. Sudah banyak korbannya. Tidak hanya pengendara sepeda motor. Ada juga sepeda pancal. Sampai patah tiga sepedanya," tuturnya.
"Sebelum insiden pada Minggu (6/6) petang itu, sepekan sebelumnya ada dua kali kejadian serupa. Rusak parah juga motornya. Velg depan motor pasti patah," ungkapnya lagi.
Lebih jauh Gito mengungkapkan, insiden yang menimpa pengendara saat turunan jembatan Antasan Bromo, tidak melulu disebabkan oleh rem yang blong.
"Dulu juga ada suami istri dan anaknya yang menabrak pembatas turunan jembatan. Mereka bilang remnya berfungsi. Bahkan baru diganti," jelasnya.
Baca Juga: Perbaikan Titian Bromo Dinanti, Warga Tak Muluk-Muluk Soal Desain
"Jadi kami rasa, mungkin karena memang turunan jembatan ini yang curam. Kami berharap, instansi terkait memantau kondisi jembatan ini. Lalu, memikirkan bagaimana caranya, agar tidak terjadi lagi insiden serupa," harapnya.
Dikonfirmasi terpisah. Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Dedi Hamdani mengaku sudah mengetahui insiden tersebut.
Ia pun lantas berjanji, akan segera mengevaluasi insiden yang terjadi di kawasan Jembatan Pulau Bromo itu.
Selain itu, dari segi konstruksi lanjut Dedi, juga akan dilakukan pengecekan kekerasan beton bagian oprit jembatan, karena berhubungan dengan daya rekat pada roda kendaraan bermotor.
"Apakah lantai beton sudah aus atau sebagainya. Bila sudah aus, lapisannya akan kami perbaiki. Utamanya, di posisi turunan jembatan itu," tambahnya.
Ia juga tidak menampik, bahwa turunan di Jembatan Pulau Bromo yang ada itu cukup sempit dan curam.
"Kami menghimbau agar para pengguna jembatan memperhatikan keselamatan. Pastikan kendaraan laik, remnya tidak blong dan jangan ngebut," tuntasnya.
Baca Juga: Waduh! Banyak Mur Baut Hanger di Jembatan Pulau Bromo Lenyap