Sonora.ID – Presenter kondang Ruben Onsu sempat membuat heboh usai mengabarkan bahwa dirinya jatuh sakit sampai harus dirawat di ICU.
Rupanya Ruben Onsu mengalami darah rendah, sehingga mengakibatkan dirinya pingsan dan masuk ke ICU.
Lewat kanal YouTube The Onsu Family, sang istri, Sarwendah beserta keluarga juga mengaku kaget saat mendengar sang suami tumbang. Dia menyebut Ruben Onsu drop karena kelelahan.
Ibu tiga anak itu juga menjelaskan kalau sang suami memang rutin melakukan cek darah setiap 3 bulan sekali.
Namun, cek darah terakhir menunjukkan tekanan darah Ruben Onsu rendah sehingga harus mendapatkan perawatan.
Baca Juga: Tulis Surat Perpisahan, Marshanda Umumkan Idap Tumor Payudara: Gue Ikhlas Kalau Harus Mati
"Sangat mengejutkan ya, kita juga kaget, ya mungkin karena ayah kelelahan," tuturnya.
Bahkan saat ambruk dan dilarikan ke rumah sakit, Ruben ternyata tidak langsung memberi tahu Sarwendah, karena saat itu sang istri sedang menghadiri konser Rossa.
Dalam acara Brownis Trans TV, Ruben Onsu mengungkap kondisinya. Sambil berderai air mata ia terpaksa harus berbohong ke putranya, Betrand Peto.
Namun ia merasa bersyukur karena tidak butuh waktu lama untuk kembali pulih.
"Saya minta maaf sama Onyo, 'Maaf Ayah sakit, tapi nggak bilang ke Onyo. Ayah tahu Onyo pasti nanti kepikiran dan memilih membatalkan pergi.' Sementara ada beberapa lokasi yang memang sudah janji akan kita datangi. Saya paling nggak bisa nggak menepati janji," beber Ruben Onsu sesenggukkan dalam tayangan Brownis.
Merasa tidak dikabari padahal sahabat dekat, Ivan Gunawan juga sempat protes karena mendengar Ruben Onsu sempat dirawat 3 hari di rumah sakit.
Ia kesal karena saat temannya membutuhkan darah dan dukungan, ia tak diberitahu.
"Kalau boleh jujur kita yang di sini aja enggak ada yang tahu apa yang lo lakuin weekend kemarin," curhat Ivan Gunawan dalam acara Brownis yang tayang beberapa hari lalu.
"Karena gue tahunya juga lo pergi ke Semarang. Tapi enggak boleh gitu, tolong kabari," sambungnya.
Kalau teris dituruti pekerjaan tidak aka nada habisnya, sementara tubuh kita memiliki batas maksimal yang berisiko buruk jika terus dipaksakan.
Seseorang yang gila kerja biasanya tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak bekerja bahkan ketika sudah berada di rumah atau di luar jam kerja.
Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini bisa membahayakan kesehatan fisik dan mental.
Itulah sebabnya kita perlu menerapkan work life balance untuk menjaga hubungan dengan orang terdekat dan tentunya menjaga kesehatan mental diri sendiri.
Baca Juga: Digerogoti Virus, Kiwil Pasrah Pada Kematian: Gue Minta Maaf dan Ampun
Work life balance adalah keadaan di mana seseorang sama-sama memprioritaskan tuntutan karier dan kehidupan pribadinya.
Melansir Mental Health Foundation, artinya tak ada yang saling membebani dan di antara keduanya ada keseimbangan.
Jangan langsung menyerah pada keadaan! Work life balance bisa terwujud kok, asalkan kamu berkomitmen untuk memulainya.
Berikut tips menerapkan work life balance, selamat mencoba!
Tulis daftar kegiatan
Pekerjaan tidak akan pernah ada habisnya. Jadi, jangan memaksakan diri mengerjakan semua pekerjaanmu dalam satu waktu.
Tentukanlah berapa lama kamu akan bekerja dalam satu hari dan susun daftar kegiatan dengan skala prioritas.
Misalnya, bekerja selama 8 jam, istirahat 8 jam, berkumpul bersama teman-teman 2 jam, menghabiskan waktu dengan keluarga 6 jam.
Dengan melakukan cara ini, kamu jadi bisa mengatur waktumu dengan lebih baik dan tidak kehilangan waktu dengan orang terdekatmu.
Jangan bawa pekerjaan kantor ke rumah
Teknologi canggih memang memungkinkanmu untuk bekerja di mana saja dan kapan saja.
Namun, buatlah komitmen untuk membatasi pekerjaan kantor hanya untuk dikerjakan di kantor, dan rumah adalah tempat untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga.
Usahakan untuk tidak membawa pekerjaan dan masalah kantormu ke rumah, ya.
Baca Juga: Jane Abel, Putri Bambang Pamungkas Bikin Cemas Usai Unggah Ingin Tebus Dosa Diakhirat!
Kurangi sikap perfeksionis
Tips untuk memiliki work life balance pertama yang perlu kamu lakukan adalah untuk mengurangi sikap perfeksionis.
Sejatinya, menjadi seseorang yang perfeksionis tidaklah salah. Bahkan, sikap tersebut bisa mendorongmu untuk selalu memberikan kinerja terbaik.
Namun, jika kebiasaan tersebut dibiarkan, sikap perfeksionis justru bisa menganggu kehidupanmu di luar pekerjaan, sesuai kata Forbes.
Yang perlu kamu ingat adalah bahwa kesalahan atau kekurangan itu wajar, kok. Apa pun yang kamu kerjakan pastinya sudah dilakukan dengan baik.
Aktif berolahraga
Menyayangi diri sendiri adalah bagian penting dari work life balance. Nah, selain beristirahat dengan cukup, hal ini juga bisa dibuktikan dengan cara aktif berolahraga.
Olahraga dapat menjadi cara untuk mendorong semangat dan produktivitasmu. Selain jogging atau bersepeda, meditasi juga menjadi aktivitas untuk menjaga kebugaran tubuh.
Sejatinya, tujuan utama olahraga adalah agar kamu menjadi lebih tenang dan fokus dalam semua hal yang kamu kerjakan.
Matikan Notifikasi Saat Libur
Ingin work life balance dapat tercapai? Saatnya untuk mematikan semua notifikasi pekerjaan saat hari libur.
“Ada kalanya setiap orang sebaiknya mematikan ponsel dan menikmati momen ini,” kata Robert Brooks, profesor psikologi di Harvard Medical School dan rekan penulis The Power of Resilience: Achieving Balance, Confidence and Personal Strength in Your Life.
Brooks mengatakan bahwa notifikasi dapat mengganggu waktu istirahat dan 'menyuntikkan' arus stres ke dalam tubuh, lho.
Yuk, lebih berani mengambil kontrol terhadap diri sendiri! Bagi mereka yang tak bisa melakukannya, ini akan lebih rentan terhadap stres.
Baca Juga: Sarwendah Ngamuk Disebut Ibu Rumah Tangga Tak Punya Kerjaan: Heh, Siapa Bilang!