"Alhamdulillah. September 2021 sebelum ditanami, kondisi berpasir dan karang yang patah dan mati, setelah dilakukan transplantasi karang di lokasi tersebut, kondisi semakin baik dengan persentase pertumbuhan karang hidup 70 persen," ungkap Aci.
"Sekarang di lokasi tersebut, sudah banyak terdapat ikan yang bermain, memijah, mencari makan dan berlindung, dan sudah banyak nelayan yang mancing di lokasi tersebut," sambung laki-laki yang juga anggota GGIS ini.
Baca Juga: 5 Wisata Bawah Laut Paling Terindah di Indonesia, Bak Surga Tersembunyi!
Selain membawa manfaat bagi ekologi laut, Aci menilai, bantuan CSR PLN untuk transplantasi terumbu karang di Samalona juga akan membawa dampak positif bagi perekonomian warga yang tinggal di pulau melalui daya tarik pariwisata.
"Tentunya akan membawa dampak bagi masyarakat. Banyak yang menyelam karena jadi spot untuk bermain. Potensi pariwisata laut itu sangat bagus," katanya.
Terpisah, Ketua GGIS, Zulqarnain menjelaskan, terumbu karang yang ditanam di Pulau Samalona merupakan indukan. Ke depan diharapkan bisa dipanen untuk anakan sehingga transplantasi terumbu karang di lokasi tersebut akan semakin masif.
"Terumbu karang itu habitat dan rumah ikan, semakin rimbun semakin banyak ikan yang tinggal di situ," katanya.
Dengan suburnya ekologi, dapat menarik wisatawan karena menjadi spot andalan untuk menyelam. Sehingga pada muaranya akan berdampak pada perekonomian masyarakat yang lebih ramah lingkungan.
"Kita mau ubah bagaimana agar warga berpenghasilan tidak merusak lingkungan dengan bom ikan, tapi dari pariwisata," pungkasnya.
Saat ini transplantasi terumbu karang di Pulau Samalona menggunakan dua metode yakni, Spyder dan Coral Tress dengan tingkat keberhasilan 70% secara keseluruhan, artinya dari 1.640 bibit terumbu karang yang ditransplantasikan pada September 2021, berhasil hidup sebanyak 1.148.
General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid mengungkapkan harapan kedepannya agar masyarakat tetap menjaga serta melestarikan ekosistem biota laut di Pulau Samalona.
"Kami berharap masyarakat tetap terus meningkatkan kepeduliannya dalam menjaga dan melestarikan ekosistem biota laut serta lingkungan agar terumbu karang di Pulau Samalona senantiasa terjaga," ujar Awaluddin Hafid.
Baca Juga: 4 Restoran Terunik di Dunia: Tamu Bisa Makan di Bawah Laut, Loh!