Sonora.ID – Kasus pencemaran nama baik atas produk skincare berinisial T yang menyeret nama adik mendiang Vanessa Angel, Mayang makin memanas.
Sebelumnya, Mayang dilaporkan perusahaan skincare, setelah membuat video review dan menyebutkan wajahnya rusak akibat memakai skincare tersebut.
Namun tak seperti biasanya, saat menjalani pemeriksaan yang ketiga di kantor polisi, Mayang terlihat tidak didampingi sang Ayah, Doddy Sudrajat ataupun kuasa hukumnya, Farhat Abbas.
Hal ini dilakukan Mayang karena khawatir jika Doddy Sudrajat tidak memberikannya izin untuk menjalani pemeriksaan.
Pasalnya, sejak awal Doddy Sudrajat melarang Mayang untuk meminta maaf kepada Skincare T karena merasa bahwa apa yang dilakukannya tidak salah.
Baca Juga: Haji Faisal Disomasi Doddy Sudrajat Perkara Ungkit Uang Asuransi: Itu Hak Cucu Saya!
Saat diperiksa, Mayang menerima sekitar 30 pertanyaan dari tim penyidik yang dijawabnya dengan jujur.
Selain memenuhi panggilan, rupanya Mayang juga memohon agar urusannya bisa diselesaikan secara damai tanpa melalui jalur hukum.
Mayang mengaku bahwa dirinya memang belum mencoba skincare tersebut sama sekali, namun Doddy lah yang memaksanya untuk mereview.
"Sebenarnya belum pakai produk, baru mau coba, cuma kata daddy langsung review saja," ucap Mayang, dikutip dari Tribun Seleb.com.
Tak bisa dipungkiri, setiap orangtua pasti meletakkan harapan dan ekspektasi tertentu di pundak anak-anak mereka.
Namun, seringkali harapan yang berlebihan ini malah melahirkan pola asuh yang mendikte dan mengontrol hidup anak.
Padahal, setiap anak memiliki ketertarikan dan berhak memutuskan hal apa saja yang ingin mereka lakukan.
Jika terus dipaksa, anak dapat merasa tertekan karena tidak diberi kebebasan untuk menentukan tujuan hidup.
Hati-hati parents, inilah dampak anak terlalu dikekang dan dikontrol orangtua.
Anak jadi tidak memiliki tujuan jelas
Orangtua yang terlalu mengekang anak biasanya akan selalu mengatur segala hal. Bahkan, seolah sedang mendikte hidup anaknya.
Mulai dari masalah pendidikan hingga sosialisasi di lingkungan. Si Kecil pun tidak memiliki kebebasan. Padahal, mereka berhak menentukan apa yang ia inginkan.
Orangtua yang bersikap berlebihan seperti ini sebaiknya berhenti. Berilah anak kebebasan dalam bertindak agar mereka mandiri dan bisa menentukan tujuan hidup yang jelas.
Gampang stres
Alasan pertama mengapa mengekang anak itu tidak baik adalah dirinya bisa merasa tidak punya kebebasan, dan hal itu bisa berdampak pada tingkat stres anak.
Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang bisa kita anggap sepele, karena kalau sejak kecil dia mudah stres maka tingkat emosinya juga tidak akan stabil, dalam artian ketika dewasa bisa mengakibatkan dia menjadi sosok yang gampang emosi atau marah.
Tumbuh jadi pembohong
Karena terbiasa di kekang, anak tentu sudah memahami hal-hal yang tidak boleh untuk dilakukan menurut orang tua.
Namun karena kekangan tersebut, anak justru semakin penasaran. Ketimbang jujur namun malah dimarahi, anak akan lebih nyaman dengan berbohong namun aman terkendali.
Alhasil, anak akan menjadi terbiasa berbohong. Bahkan tidak jarang karena pertimbangan tersebut, anak sudah melakukan hal yang lebih parah dari yang orang tua kekangkan.
Anak akan hilangan rasa percayaan diri
Anak yang dikekang akan merasa bahwa ia menjalani hidup bukan dengan kemauan dirinya.
Hobi yang dilakukan, adalah yang dipilihkan orang tua. Begitu juga dengan hal lainnya.
Bukan hanya merasa tidak percaya diri, namun banyak anak yang akhirnya merasa gagal untuk menjadi seperti yang orang tua harapkan.
Misalnya saja, anak sebenarnya suka bermain piano. Tapi sebagai orang tua, kita mati-matian untuk mengajak anak les matematika dan harus mendapatkan nilai A. Karena tidak suka, belum tentu anak akan bisa. Ibaratnya motor yang berjalan di darat, dipaksa menjadi kapal yang harus berjalan di air. Mustahil.
Anak merasa tidak bahagia
Karena menjalani hidup tidak sesuai dengan dunianya, anak akan merasa tidak bahagia.
Bagaimana mungkin bisa bahagia, kalau yang dia jalani setiap hari adalah harus terus berpura-pura.
Padahal, niat awal orang tua menjaga anaknya adalah untuk membuatnya menjadi anak yang baik dan tentunya bahagia. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya.