Makassar, Sonora.ID - Makassar terancam gagal meraih predikat Kota Layak Anak (KLA).
Ini menyusul maraknya anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Diketahui, keberadaan mereka masuk dalam salah satu indikator penilaian.
Wali Kota, Danny Pomanto menyadari masalah itu menjadi kendala. Untuk meraih predikat KLA, Makassar harus bebas dari anak jalanan.
"Itu anjal masalahnya. Dulu dapat kategori Madya," ujarnya belum lama ini.
Baca Juga: Komitmen Pemkot Pontianak dan Media Massa Wujudkan Kota Layak Anak
Dia mengakui, upaya penanganan selama ini masih setengah-setengah dan belum konsisten.
“Penanganan anjal memang masih sepotong-sepotong, tapi tetap jalan itu,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, masalah anjal harus dilakukan dari hulu ke hilir. Sebab ada kemungkinan, anjal dijadikan objek bisnis.
Lebih lanjut, Danny merasa upaya penertiban perlu diiringi partisipasi warga. Caranya, jangan memberi uang mereka agar tidak lagi berkeliaran.
Ini juga dianggap sejalan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Isinya, haram memberikan uang kepada anjal dan gepeng.
"Kan ada fatwa MUI itu, anjal itu sepertinya ada bekengi," jelasnya.
Baca Juga: Surabaya Kembali Terima Penghargaan Kota Layak Anak Kategori Utama
Masalah anjal juga menjadi sorotan Al Hidayat Syamsu, legislator DPRD Makassar. Upaya penanganan oleh Dinas Sosial dirasa belum maksimal.
"Saya beri masukan ke pak wali, kalau bisa evaluasi kerja-kerjanya Dinas Sosial,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Makassar, Aulia Arsyad, menambahkan, giat penertiban anjal setiap hari dilaksanakan oleh Tim TRC Saribattang yang didukung oleh Polrestabes dan BKO Satpol PP.
Hal ini dilakukan untuk mendukung Makassar menjadi Kota Layak Anak.
“Butuh kerja sama DPPPA untuk melakukan pendekatan kepada keluarga anak jalanan yang sudah kami jangkau melalui selter warga dan forum anaknya,” jelasnya.
Baca Juga: Beri Semangat, Indira Yakin DPPPA Makassar Raih Predikat KLA 2021