Sonora.ID - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Munsif mengungkapkan, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kalbar meningkat terhitung sejak kasus pertama PMK ditemukan di Kalbar.
Meski demikian, hewan yang dinyatakan sembuh dari PMK juga terus meningkat.
Baca Juga: Kapoldasu Cek Posko Terpadu PMK Bersama Kasdam I/BB
“Total jumlah kasus dari akhir April ada 662, tapi ada 277 sembuh atau sekitar 34 persen, untuk yang sakit sekitar 53 persen, lalu ada sekitar 4 persen dipotong paksa 31 ekor, dan yang mati 3 ekor tidak sampai 1 persen,” ungkapnya, Senin (13/6).
Munsif menerangkan, untuk kasus PMK yang sebaran awalnya hanya di kabupaten Mempawah dan Kubu Raya, saat ini sudah menyebar di 9 kabupaten/kota.
Tapi, dari daerah tersebut hanya 37 desa yang ada wabah PMK. Jika dipersentasekan jumlahnya sangat kecil.
“Jika dilihat dari kecamatan hanya 11,4 persen atau 20 kecamatan dan kelurahan di kalbar. Kalau di desa hanya 37 dari total 2.086 desa. Dan dari 37 desa hanya kandang peternak tertentu saja yang saat ini sedang dalam pengawasan petugas kita tim reaksi cepat PMK yang ada di setiap dinas yang membidangi perkebunan dan peternakan di setiap kabupaten/kota,” jelas Munsif.
Selain itu, lanjutnya, di setiap kabupaten/kota juga membentuk posko crisis center PMK termasuk provinsi yang dilengkapi dengan hotline.
Baca Juga: Masa Angkutan Lebaran Berjalan Lancar, KAI: Alhamdulillah Aman dan Lancar
Lantas, jika masyarakat atau peternak melihat hewan ternaknya bergejala demam, tidak nafsu makan, atau memiliki ciri awal PMK bisa melapor di hotline yang aktif sampai dengan pukul 9 malam.
“Tujuannya akan diberikan respon pemeriksaan di lapangan termasuk dengan dukungan pengobatan dan mitigasi biosecurity. Untuk hotline posko crisis center PMK provinsi Kalbar yaitu 0813 4717 2542,” terangnya,
Munsif mengingatkan bahwa PMK bukan zoonosis atau tidak menginfeksi manusia, hanya hewan saja kelompok berkuku.
“Jadi aman karena tidak menyerang manusia. Daging aman dikonsumsi. Kalau tulang dan jeroan disarankan jika dari hewan eks sapi terinfeksi, dimasak dan akan mati dengan suhu mendidih selama 30 menit,” katanya.
Kedua, PMK bisa disembuhkan tentu pengobatan dan peningkatan imun hewan tersebut.
“Terbukti sebanyak 277 sembuh. Walaupun paling baik untuk pengobatan melalui penyuntikan vaksin. Saat ini vaksin sedang didistribusikan yang pemerintah impor dari luar. Semoga kasus ini masih dalam kendali kita,” tuturnya.
Terakhir, ia menambahkan, di saat vaksin belum ada, PMK juga bisa dicegah penyebarannya dengan cara menerapkan biosecurity dengan menjaga kebersihan kandang, peralatan kerja, pakaian pekerja.
Kandang disemprot dengan desinfektan karena virus PMK bisa terbawa oleh udara dan dari kotoran hewan tersebut.
Baca Juga: Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Catat Pergerakan Penumpang Sebanyak 188 Ribu di Musim Mudik 2022