Sonora.ID – Meninggalnya putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz yang disebabkan karena hanyut dan tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss, kerap disebut sebagai mati syahid.
Bahkan Habib Usman bin Yahya, yang memimpin langsung doa untuk jenazah Eril di Gedung Pakuan, Bandung, mengungkapkan kalau almarhum menunjukkan salah satu tanda seseorang yang mati dalam kategori syahid yaitu jasadnya mengeluarkan bau yang wangi.
"Dan juga saya bilang ke Kang Emil, akang sayang Eril, Eril juga sayang sama akang. Tapi Allah lebih sayang sama Eril. Maka Allah panggil Eril dalam keadaan syahid," ungkapnya.
Baca Juga: Akhirnya Bertemu Sang Kekasih, Tangis Nabila Ishma Pecah saat Ajak Bicara Jenazah Eril
Lantas, sebenarnya apa itu mati syahid?
Setiap manusia memang sudah memiliki takdir masing-masing, termasuk takdir tentang usia.
Meninggal adalah hal yang pasti akan dialami oleh setiap manusia yang hidup.
Dalam Islam, mati syahid adalah kematian yang dihadiri oleh para malaikat, yang umum diketahui orang yang termasuk mati syahid adalah mereka yang mati saat berperang karena memperjuangkan kebenaran.
Nah, ternyata meninggal dunia dalam keadaan syahid dapat dilihat dari berbagai kriteria yang telah tercantum dalam firman dan hadis Rasulullah SAW.
Ada berbagai cara agar seorang Muslim yang beriman dapat diberikan kehormatan syahid.
Melansir dari situs Muhammadiyah.or.id, Rasulullah SAW bersabda, ada beberapa golongan orang yang mati syahid berdasarkan hadis Nabi Muhammad Saw.
Berikut rangkuman tentang 11 Jenis Mati Syahid yang kami olah dan kembangkan kembali berdasarkan artikel karya Sekretaris PP Muhammadiyah yang juga Dosen Program Studi Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga, Dr. Agung Danarto, M.Ag, di Majalah Suara Muhammadiyah No.14-16 Tahun 2018.
Orang yang Terbunuh di Jalan Allah
Menurut Agung, sebagian besar sahabat Nabi yang mati syahid adalah mereka yang terbunuh dalam berbagai peperangan.
Akan tetapi, yang termasuk dalam sabilillah bukan hanya perang. Apalagi perang di zaman ini memerlukan syarat dan kriteria yang sangat ketat untuk bisa dikategorikan sebagai perang fi sabilillah.
Di dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT), Majelis Tarjih Muhammadiyah mengartikan sabilillah dalam pengertian yang umum dan sangat luas.
Yakni sebagai jalan (apapun) yang menyampaikan kepada keridhaan Allah, berupa segala amalan yang diizinkan Allah untuk memuliakan kalimat (agama)-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya.
Orang yang Mati di Jalan Allah
Pada pengertian ini, Agung mengungkapkan mati syahid fi sabilillah karena non perang misalnya seperti mati saat menuntut ilmu.
Meninggal karena kecelakaan di perjalanan dakwah, wafat ketika sedang di dalam agenda dakwah hingga wafatnya seorang penegak hukum saat bertugas memberantas kemaksiatan dan kemunkaran.
Baca Juga: Fakta Jenazah Eril Akhirnya Ditemukan! Ingat 6 Etika Menyampaikan Belasungkawa di Media Sosial
Orang yang Senantiasa Berdoa/Rindu Agar Mati di Jalan Allah
Muslim meriwayatkan sebuah hadis Rasulullah Saw yang artinya, “Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan jujur dari dalam hatinya, maka Allah akan memberinya pahala syuhada meskipun ia meninggal di atas kasur.”
Menurut Agung, hadis ini menjelaskan bahwa orang yang mati di atas tempat tidur pun bisa memiliki pahala syahid.
Yaitu orang yang sungguh-sungguh berjuang di jalan Allah semasa hidupnya dan senantiasa berdoa agar diambil nyawanya ketika sedang menjalankan tugas di jalan Allah.
Orang yang Meninggal Karena Wabah Penyakit/Pandemi
Orang yang terkena wabah, juga sama dengan orang yang meninggal di jalan Allah, meskipun bukan karena perang mereka dianggap mati syahid.
Mereka termasuk sebagai mati syahid akhirat, sementara jenazahnya ditangani sebagaimana umumnya jenazah umat muslim yakni dimandikan dan shalatkan sebelum dimakamkan.
Agung menulis bahwa Rasulullah juga bersabda tentang penyakit tha’un atau yang serupa dengan pandemi Covid-19.
Mereka yang wafat dalam keadaan beriman dan tertular penyakit itu akan disifati sebagai wafat dalam keadaan syahid.
Orang yang Mati Karena Penyakit di dalam Perutnya
“Barang siapa yang mati karena (ada penyakit) dalam perut maka ia syahid” (HR. Muslim)
Menurut Imam An-Nawawi, orang yang meninggal karena penyakit di perutnya, baik karena tenggelam, melahirkan, atau yang lainnya diganjar dengan pahala syahid.
Orang yang Mati Tenggelam
Ada hadis riwayat Abu Dawud yang artinya, “Mati syahid ada tujuh macam selain berperang di jalan Allah Maha Perkasa: Orang yang mati karena wabah tha’un adalah syahid, orang yang mati karena sakit (dalam) perut(nya) adalah syahid, orang yang mati tenggelam adalah syahid, orang yang mati tertimpa benda keras adalah syahid, orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid, orang yang mati terbakar adalah syahid dan seorang wanita yang mati karena hamil adalah syahidah.”
Di hadis yang lain riwayat Muslim, Rasulullah Saw pernah menguji para sahabat dengan pertanyaan, “Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?” Sahabat menjawab, “Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.”
Baca Juga: Atalia Istri Ridwan Kamil Unggah Video Kenangan Terakhir Bersama Eril: Cuma Rindu...
Orang yang Mati Tertimpa Benda Keras
Orang yang mati karena tertimpa benda keras, baik karena tertimpa pohon yang roboh, tertimpa batu yang longsor, tertimpa pesawat atau meteor, tertimpa rudal, tertimpa rumah karena gempa, tertimpa material dari gedung yang tinggi karena kecelakaan kerja, dan sebagainya disifati sebagai syahid.
Orang yang Mati Terbakar
Orang yang mati terbakar adalah syahid, baik ketika rumahnya kebakaran, mobilnya terbakar, kompor meledak, kendaraannya terbakar, atau kebakaran karena kecelakaan kerja, dia mati dengan mendapatkan pahala syahid.
Wanita yang Meninggal Karena Kehamilannya
Seorang wanita yang meninggal karena kehamilannya atau proses persalinannya adalah syahid sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Orang yang Meninggal Karena Membela atau Mempertahankan Hartanya
Pada jenis ini, Bukhari meriwayatkan hadis Rasulullah dari Abdullah bin Amru yang artinya, “Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.”
Menurut Agung, siapapun yang tewas saat mempertahankan harta dan hak miliknya dari berbagai ancaman seperti pencurian, pembegalan, perampasan, perampokan, penipuan, maka dia diganjar dengan pahala mati syahid.
Orang yang Mati Terbunuh Karena Membela Agama dan Anggota Keluarganya
Kesebelas, orang yang mati terbunuh karena membela agama, darah dan anggota keluarganya sebagaimana hadis riwayat At-Tirmidzi berikut:
“Dari Sa’id bin Zaid ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya (jiwanya) maka ia syahid dan barangsiapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia syahid.”
Bagi orang yang mati syahid, semua dosanya akan diampuni, kecuali hutang yang belum tuntas. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya, kecuali hutang.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Anak Ridwan Kamil Dinyatakan Meninggal, Netizen Hujat Podcast Denny Sumargo Bawa Celaka!