Sonora.ID - Literasi gizi keluarga dinilai sangat penting untuk mencegah stunting.
Stunting di Indonesia tidak hanya terjadi pada kelompok yang miskin namun juga terjadi karena pola pengasuhan dan pengetahuan gizi yang rendah.
Oleh karena itu, pemerintah terus memberikan perhatian guna menekan prevalensi stunting di Indonesia.
Salah satu caranya dengan literasi gizi, tidak hanya diterapkan kepada ibu hamil, tapi juga keluarga dan lingkungannya.
Baca Juga: Rekonsiliasi RAN-PASTI Kota Pekanbaru: Optimis Target Stunting 6,34% Tahun 2024 Dapat Dikejar
Pemerintah berupaya mewujudkan target penurunan angka prevalensi stunting di tanah air hingga 14% pada 2024.
Pemerintah dan DPR bersama-sama fokus penanganan stunting guna memastikan kualitas sumber daya manusia Indonesia lebih baik.
Bersama Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo meninjau langsung keluarga stunting, disabilitas, dan lansia di Kel. Karangrejo, Kec. Karangrejo, Magetan, Kamis (16/6).
“Intervensi apapun bentuknya, jika sudah terkena stunting tak akan optimal. Maka itu mencegah stunting sangat vital untuk pembangunan Indonesia,” jelas Menko PMK.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan generasi penerus bangsa menurutnya harus cukup gizi dan sehat.
“Melihat situasi yang ada saya memberikan perhatian penuh kepada stunting karena ini menjadi satu hal yang harus kita hilangkan segera,” ujar Puan.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPR RI berdialog dengan keluarga stunting dan penerima manfaat bansos lain.
Dalam dialognya, diketahui rata-rata stunting terjadi karena pada 1000 hari pertama kehidupan bayi asupan gizinya tidak terpenuhi.
“Tadi saya tanya langsung, ternyata penyebabnya kebanyakan karena memang asupan gizinya kurang. Dalam artian, saat hamil ibunya kesulitan makan atau bayinya yang sulit makan dan pola asuh juga,” jelasnya.
Baca Juga: Bupati Banyuasin : Butuh Policy Brief yang Inovatif untuk Tangani Stunting di Kabupaten Banyuasin
Meski demikian, Kabupaten Magetan termasuk salah satu daerah yang sudah maju dalam mengatasi stunting. Tercatat prevalensi stunting di Kab. Magetan berada di angka 17,2%.
Adapun dalam peninjauan tersebut turut hadir Bupati Magetan Suprawoto, Ketua DPRD Magetan Sujatno, OPD, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Tim Pendamping, Perangkat Daerah, para lansia, disabilitas, dan keluarga risiko stunting.
Pada kesempatan itu, Ketua DPR RI sekaligus memberikan bantuan secara simbolis kepada keluarga stunting, disabilitas dan lansia.
Di antaranya 150 paket sembako, satu unit Antropometri, 9 unit kursi Roda, 7 unit tripod, dan 2 unit kursi roda adaptif elektrik, serta bantuan HP untuk penyandang tuli.
Baca Juga: Turunkan Angka Stunting, Pj Bupati Landak: TPK sebagai Ujung Tombak