Sonora.ID - Belum lama ini istri Ruben Onsu, Sarwendah dikabarkan dilarikan ke rumah sakit karena mengidap penyakit langka di batang otak.
Bahkan, mantan member Cherrybelle itu harus menjalani operasi dengan segera.
Dalam kesempatan itu, Ruben mengungkapkan kalau Sarwendah tidak bisa kembali seperti semula bila operasi yang dijalani gagal.
Belajar dari Sarwendah, menjaga kesehatan otak sangatlah penting. Pasalnya, otak merupakan sumber pergerakan dari setiap anggota tubuh.
Agar bisa menjaga kesehatan otak, sebaiknya tidak mengkonsumsi 5 makanan dan minuman berikut.
Baca Juga: Sarwendah Dilarikan ke Rumah Sakit, Ruben Onsu Legowo: Kami Dipilih Tuhan
1. Minuman manis (soda dan jus buah)
Dikutip dari Healthline, minuman manis itu seperti, soda, minuman olahraga, minuman energi dan jus buah.
Asupan minuman manis yang tinggi tidak hanya memperbesar lingkar pinggang Anda dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung - tetapi juga memberikan efek yang buruk bagi otak.
Asupan minuman manis yang berlebihan meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2, yang telah terbukti meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
2. Tepung putih
Tepung putih merupakan salah satu contoh karbohidrat olahan.
Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi. Ini berarti tubuh Anda mencernanya dengan cepat, menyebabkan lonjakan gula darah dan kadar insulin.
Selain itu, saat dimakan dalam jumlah yang lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi. GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah Anda, berdasarkan ukuran porsi.
Makanan yang tinggi GI dan tinggi GL telah ditemukan untuk merusak fungsi otak.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hanya satu kali makan dengan beban glikemik tinggi dapat merusak memori pada anak-anak dan orang dewasa.
3. Makanan dengan pemanis buatan
Dalam ilmu kesehatan, makanan dengan pemanis buatan disebut dengan aspartam.
Orang sering memilih untuk menggunakannya ketika mencoba menurunkan berat badan atau menghindari gula ketika mereka menderita diabetes.
Aspartam juga sering ditemukan di banyak produk komersial yang tidak secara khusus ditargetkan pada penderita diabetes.
Namun, pemanis yang banyak digunakan ini juga dikaitkan dengan masalah perilaku dan kognitif, meskipun penelitiannya kontroversial.
Aspartam terbuat dari fenilalanin, metanol, dan asam aspartat (35).
Fenilalanin dapat melewati sawar darah-otak dan dapat mengganggu produksi neurotransmitter.
Baca Juga: Ruben Onsu Ambruk Sampai Harus Dirawat di ICU dan Bohong ke Anak: Maaf Ayah Sakit!