Makassar, Sonora.ID - Ikan bandeng mampu menghasilkan omset menguntungkan.
Salah satu olahannya yakni bandeng presto nyatanya punya pangsa pasar cukup besar.
Hal itu diakui Muhammad Basit Alwi, pengusaha bandeng presto dengan merk dagang Parpin.
Basit pun menceritakan pengalamannya berdagang bandeng presto melalui talkshow Senin Inspirasi Smartfm Makassar.
Menurut Basit, awal mula ketertarikannya merambah sektor UMKM, khususnya menjual bandeng presto dimulai kurang lebih 5 tahun lalu.
Kala itu, ia terinspirasi dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang makan dengan lauk pauk.
Ikan bandeng sendiri merupakan jenis lauk yang tergolong favorit. Terlebih jika sudah diolah menjadi bandeng presto.
"Saya pernah jadi karyawan, pernah jual beli otomotif, pernah ikut proyek. Terakhir buka usaha karena tertarik dengan UMKM. Saya terinsipirasi karena setiap kita makan pasti kita cari lauk pauk, utamanya ikan. Nah prospek pasar bandeng presto besar sekali," ujar Basit.
Parpin kemudian dipilih menjadi nama merk dagang usaha bandeng prestonya itu. Parpin, kata Basit, adalah akronim Paria Pinrang.
Desa Paria diketahui merupakan salah satu wilayah di Pinrang tempat budidaya ikan bandeng.
Wilayah tersebut pula yang memasok ikan bandeng untuk usahanya. Meski demikian, produksi bandeng presto dipusatkan di Makassar.
"Sebenarnya ada tambak dikelola di Pinrang. Tapi produksi bandengnya terbatas. Makanya kami ambil juga dari beberapa daerah seperti Luwu Timur dan Pangkep. Kita olah ikan itu agar bernilai tambah," ucapnya.
Baca Juga: Tidak Hanya dari Semarang, Yuk Kenali Bandeng Presto Bagok Asal Aceh!
Basit mengaku, ia belajar meracik bumbu untuk bandeng presto secara otodidak dari youtube.
Tak hanya itu, sebelum dilempar ke pasaran, ia melakukan uji coba rasa terlebih dahulu dengan memberikan tester kepada beberapa rekannya.
"Saya coba apa yang saya punya. Bumbunya saya buat sendiri. Akhirnya saya mendapat formula untuk bandeng presto saya," tutur Basit.
Dalam sekali produksi, Basit membuat hingga 200 bandeng presto. Ia menyebut, jumlah itu bisa lebih mengingat permintaan pasar sangat tinggi.
Namun produksinya terbatas karena peralatan yang digunakan masih level home industri.
Ia tak menampik, selama ini produk bandeng presto yang dikenal masyarakat hanya dari Kota Semarang.
Padahal, Sulsel punya tambak bandeng sangat luas. Karena itu, ia bertekad membuat bandeng presto yang rasa dan kualitasnya tidak kalah dari kota lain.
Kini, produk bandeng presto Basit telah dipasarkan ke sejumlah toko-toko penyedia bahan makanan frozen.
Bahkan, bandeng prestonya telah dikirim ke luar Sulawesi Selatan, diantaranya Jakarta, Ambon hingga Timika, Papua.
Selain bandeng presto, Basit berencana membuat produk olahan ikan bandeng lainnya seperti bolu kambu dan bandeng tanpa tulang.
Baca Juga: Kekuatan Bisnis Sumatera Selatan Ditopang oleh UMKM