Untung untuk semua
“Terintegrasi artinya rutenya nyambung satu dengan yang lain, kemudian sekali bayar untuk semua, kemudian terintegrasi pengelolanya. Kami akan bayar penyedia angkutan umum itu dengan per kilometer, jadi mereka ada penumpang atau tidak, mereka jalan terus. Tidak ada lagi ‘sesama bis kota dilarang mendahului’,” jelas Anies.
Hal inilah yang kemudian disebut menguntungkan banyak pihak.
Dengan program kolaborasi di angkutan umum, penyedia jasa tidak harus ngetem karena pemerintah memberikan gaji tetap yang dilihat dari kilometernya.
Di sisi lain, penumpang juga nyaman karena tak lagi harus berlama-lama menunggu bis kota ngetem dan semua sistem angkutan umum terintegrasi.
“Mereka punya kepastian pendapatan,” tegasnya.
Dengan adanya kolaborasi ini, pemilik bis kota pun bisa memperbaiki kualitas layanan mereka.
Dari sisi masyarakat pun cukup bayar Rp 5.000, selama 3 jam mereka bisa berpindah angkutan umum kemana saja, dan itu semua disubsidi oleh pemerintah.
“Dua-duanya nyaman,” sambung Anies.
Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Apresiasi Sukarelawan yang Lebih dari 150 kali Donor Darah
Penambahan pengguna angkutan umum
Dulunya, pengguna angkutan umum per harinya adalah 350 ribu masyarakat, sekarang dengan sistem yang baru, menjadi 1 juta per hari.
“Ada lebih dari 650 ribu pengguna yang meninggalkan kendaraan pribadinya, pindah ke kendaraan umum,” bangga orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut.