Sonora.ID - Ibu Kota Negara, DKI Jakarta, baru saja berulang tahun, ada banyak hal yang direncanakan akan dilakukan, bahkan tak sedikit perkembangan yang sudah berjalan untuk menjadikan Kota Jakarta sebagai kota yang nyaman untuk semua orang.
Bukan perkara yang mudah untuk membangun Jakarta, pasalnya, di dalamnya terdapat banyak pendatang dari luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri.
Di setiap paginya, penduduk Jakarta seakan bertambah berkali-kali lipat karena banyaknya pekerja yang tinggal di kota sekitar Ibu Kota.
Pada jam-jam produktif itulah Kota Jakarta diuji untuk bisa memenuhi kebutuhan seluruh penduduk yang sedang ada di dalamnya.
Dalam program ‘Ngopi Sore’ di Radio Sonora FM, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pun mengakui hal yang sama, bahwa ada tantangan tersendiri untuk membangun provinsi yang dipimpinnya tersebut.
“Membangun Jakarta itu memiliki keunikan, karena di kota ini berkumpul sumber daya yang sangat luar biasa. Tidak ada kota lain di Indonesia yang punya perusahaan sebanyak Jakarta, tidak ada yang punya Universitas, LSM, radio, sebanyak Jakarta. Jadi sayang bila pembangunan dilakukan sendirian, kita harus bekerja bersama-sama, berkolaborasi,” tegasnya.
Itulah yang memotivasi Anies untuk membangun Jakarta dengan dasar kerja kolektif alias kolaborasi.
Termasuk salah satunya adalah dalam aspek angkutan umum atau transportasi umum, seperti LRT, MRT, bus kota, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Duh! Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia, Anies Dikritik Lebih Sibuk Nyapres
Untung untuk semua
“Terintegrasi artinya rutenya nyambung satu dengan yang lain, kemudian sekali bayar untuk semua, kemudian terintegrasi pengelolanya. Kami akan bayar penyedia angkutan umum itu dengan per kilometer, jadi mereka ada penumpang atau tidak, mereka jalan terus. Tidak ada lagi ‘sesama bis kota dilarang mendahului’,” jelas Anies.
Hal inilah yang kemudian disebut menguntungkan banyak pihak.
Dengan program kolaborasi di angkutan umum, penyedia jasa tidak harus ngetem karena pemerintah memberikan gaji tetap yang dilihat dari kilometernya.
Di sisi lain, penumpang juga nyaman karena tak lagi harus berlama-lama menunggu bis kota ngetem dan semua sistem angkutan umum terintegrasi.
“Mereka punya kepastian pendapatan,” tegasnya.
Dengan adanya kolaborasi ini, pemilik bis kota pun bisa memperbaiki kualitas layanan mereka.
Dari sisi masyarakat pun cukup bayar Rp 5.000, selama 3 jam mereka bisa berpindah angkutan umum kemana saja, dan itu semua disubsidi oleh pemerintah.
“Dua-duanya nyaman,” sambung Anies.
Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Apresiasi Sukarelawan yang Lebih dari 150 kali Donor Darah
Penambahan pengguna angkutan umum
Dulunya, pengguna angkutan umum per harinya adalah 350 ribu masyarakat, sekarang dengan sistem yang baru, menjadi 1 juta per hari.
“Ada lebih dari 650 ribu pengguna yang meninggalkan kendaraan pribadinya, pindah ke kendaraan umum,” bangga orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut.