Sonora.ID - Ketika duduk di bangku sekolah, salah satu bahan bercanda anak laki-laki adalah mengetuk lutut temannya sesama laki-laki untuk mengetahui temannya tersebut sering masturbasi atau tidak.
Karena mitosnya, laki-laki yang kerap melakukan masturbasi disebut memiliki lutut yang kopong atau ketika diketuk mengeluarkan suara yang lebih nyaring sehingga dianggap lututnya memiliki ruang kosong di dalamnya.
Mitos ini beredar bahkan hingga saat ini.
Masturbasi sendiri adalah aktivitas seksual yang dilakukan dengan cara memberikan stimulasi pada alat kelamin.
Dikutip dari Medical News Today, hal ini bisa dilakukan dengan berbagai alasan, beberapa di antaranya adalah untuk mencari dan mendapatkan kesenangan, kepuasan, kenikmatan, hingga melepaskan rasa tegang.
Dalam program Talkshow di Radio Sonora FM, Dokter Yudhistira Prama Tirta selaku Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi angkat suara dengan adanya mitos dan istilah terkait dengan lutut kopong tersebut.
Ia menegaskan, bahwa tidak ada istilah atau kondisi dalam kedokteran yang menggambarkan ‘lutut kopong’.
“Jadi untuk di kedokteran sendiri, lutut kopong ini memang tidak ada istilah untuk lutut kopong ini ya. Mungkin beberapa dari kita mengatakan lutut kopong itu pada kondisi ketika lututnya lelah atau lemah,” ungkapnya menjabarkan.
Baca Juga: Ini Cara Penanganan Cedera Lutut (ACL) yang Tepat ala Dokter
Melalui penjelasan tersebut, lutut kopong yang kerap disebut oleh masyarakat sebenarnya hanyalah kondisi ketika lutut dalam kondisi lemas.
Tidak ada istilah kedokteran yang menunjukkan kondisi lutut kopong, terlebih menghubungkannya dengan sering melakukan masturbasi.
“Kondisi ini biasanya disebabkan oleh otot yang kelelahan atau memang habis cedera, jadi memang lututnya merasa lemah, pincang jalannya, jadi mungkin pada keadaan-keadaan tersebut yang disebut lutut kopong, tapi di kedokteran sendiri tidak ada,” sambung dr. Yudhistira menegaskan.
Pada dasarnya, lutut kopong adalah ketika lutut mengalami lemah atau lemas.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, baik reaksi dari dalam tubuh, misalnya otot yang baru melakukan kerja keras, atau kondisi dari luar tubuh, misalnya terjadi kecelakaan atau cedera.
“Kalau di kehidupan sehari-hari, kalau diketok tuh kok bunyinya nyaring gitu, tidak ada istilah lutut kopong di medis,” tegasnya lagi.
Baca Juga: Sering Masturbasi Bikin 'Lutut Kopong'? Begini Penjelasannya