Memperkuat hal tersebut, Kemendikbudristek dan BRIN juga membahas regulasi yang berlaku untuk kerja sama, dan pendanaan untuk mobilitas peneliti serta profesor di Indonesia.
Disamping itu, Kedutaan Besar Prancis membahas skema pendanaan untuk mendukung kolaborasi, mobilitas, dan beasiswa dilanjutkan mempresentasikan konsep dan struktur sains dan inovasi.
Sementara itu, Kepala BRIN, L. T. Handoko turut mendukung pembahasan regulasi tersebut.
“BRIN memberikan dukungan bagi program riset internasional dengan menyiapkan dana untuk melakukan riset, BRIN berharap untuk berkolaborasi lebih banyak dengan lembaga penelitian dan ilmiah Prancis dalam tantangan global seperti perubahan iklim, teknologi, dan inovasi digital,” jelas Handoko.
Sedangkan Cyrille Pierre, Deputy Director General Globalization, Culture, Education and International Development, Ministry of European and Foreign Affairs of French Republic (MEAE) mengungkapkan beragam benefit yang diperoleh dari pertemuan yang dilangsungkan.
“JWG memiliki potensi untuk menciptakan kemitraan baru dalam bidang akademik untuk membentuk generasi berikutnya dari 3.500 peneliti yang saat ini terlibat dalam kerja sama penelitian bilateral dan bergabung dengan lebih dari 2.700 orang di platform France Alumni Indonesia yang membuktikan vitalitas relasi yang dimiliki,” ujar Cyrille.
Pertemuan JWG ke-12 RI-Prancis dilaksanakan dalam rangka membahas peningkatan kerja sama dan perumusan potensi kerja sama ke depan pada tingkat pemerintah di bidang pendidikan tinggi antar kedua negara serta memberi kesempatan kepada pihak Perguruan Tinggi untuk merancang kerja sama dan kegiatan lain secara otonom.
Secara spesifik, pertemuan membahas program jangka panjang dalam peningkatan program pertukaran akademik dan ilmiah antara kedua negara, konsorsium lembaga pendidikan dan penelitian, peningkatan mahasiswa yang belajar di Indonesia dan Prancis, peningkatan kerja sama di bidang pendidikan tinggi vokasi, pertukaran dosen dan peneliti dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang terlibat dalam program RI-Prancis, pelibatan lebih banyak perguruan tinggi di Prancis dalam program IISMA, Indonesian International Vocation Student Mobility Award (IIVOSMA), Partenariat Hubert Curien (PHC) Nusantara, dan pelatihan bersama untuk dosen dan tenaga kependidikan.
Pada JWG ini dilaksanakan juga High-level meeting yang berfungsi untuk mengevaluasi hasil kesepakatan JWG dan diskusi pejabat tinggi kedua negara terkait kemungkinan pembiayaan bersama dalam penelitian dan talent management dalam bidang penelitian.
Selain sesi utama, terdapat sesi 8 sesi Thematic Workshop dan Networking Forum (Speed Dating) untuk perguruan tinggi berdiskusi aktif dan melakukan penjajakan kerja sama dengan perguruan tinggi di Prancis.
Lebih lanjut, pada pertemuan ini disepakati bahwa pelaksanaan JWG RI-Prancis dan High-level Meeting akan dilakukan setiap 2 tahun sekali secara berkala. JWG selanjutnya akan dilaksanakan di Universitas Negeri Surabaya, Indonesia pada tahun 2024.
Baca Juga: Kurikulum Merdeka untuk Mengatasi Loss Learning Akibat Pandemi 2 Tahun