Sonora.ID - Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar acara wisuda ke-127 di Aula Kampus tersebut di Kota Padang, Minggu (3/7/2022).
Pada wisuda kali ini, UNP mengundang Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) yang juga Doktor Ilmu Pertahanan dan Geopolitik, Hasto Kristiyanto.
Hasto sendiri menyampaikan Orasi Ilmiah berjudul “Eksistensi Pemikiran Geopolitik Soekarno untuk Ketahanan Nasional”.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, mengapresiasi kehadiran Hasto di acara wisuda, dimana salah satunya adalah putrinya sendiri.
Baca Juga: Lirik Lagu Gaudeamus Igitur dan Terjemahnya, Lagu Wisuda Bahasa Latin
“Kehadiran Pak Hasto ini menghadirkan sebuah spirit. Semoga dengan orasi ini akan mengembangkan pola pikir, kreativitas, inovasi, rasional dan obyektif khususnya bagi kita yang hadir di sini,” ujar Mahyeldi.
Mahyeldi juga menekankan kuatnya hubungan batin Bung Karno dengan Sumbar.
Misalnya, orang di sekeliling Soekarno adalah berasal dari Minang, mulai dari Hatta, Yamin, Sjahrir, hingga Hamka.
Sementara Rektor Ganefri mengatakan generasi muda saat ini membutuhkan adaptasi dan transformasi seiring dengan perkembangan global, tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur bangsa yang dipegang teguh.
Ganefri melanjutkan, para wisudawan harus meningkatkan kewaspadaan dan ketahanan nasional.
Sesuai dengan pandangan Bung Karno, Ganefri menjelaskan bahwa ketahanan suatu bangsa haruslah dipupuk dari tiga hal.
Baca Juga: Canggih! Untuk Pertama Kalinya di Indonesia Ada Kampus yang Gelar Wisuda Metaverse
Yaitu ketahanan politik, ketahanan ekonomi, dan ketahanan militer. Ketiga hal tersebut hendaklah diinternalisasi secara mendalam, terutama pada proses pendidikan, baik pada jenjang dasar hingga pendidikan tinggi.
Ganefri juga menekankan penyelarasan nilai-nilai Pancasila pada pendidikan akan mampu memberikan unsur penting ketahanan nasional, melalui warisan budaya dan kearifan lokal.
Nilai moral nusantara yang luhur, akan menjadi jiwa bangsa dan pada akhirnya akan membentuk karakter, persatuan dan kesatuan.
Hasto Kristiyanto memaparkan teori geopolitik Soekarno dan temuannya berdasarkan hasil disertasinya di Universitas Pertahanan.
Dia menekankan pemimpin nasional harus memiliki pemahaman terhadap geopolitik Indonesia, khususnya memiliki cara pandang outward looking.
Hasto memaparkan bagaimana hal itu sudah pernah dibuktikan Proklamator dan Presiden Pertama Soekarno.
Saat itu, atas perjuangan Bangsa Indonesia, bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti Maroko, Tunisia, Sudan, Aljazair, merdeka karena campur tangan Indonesia.
“Bahkan ketika Pakistan berjuang melawan Inggris, Indonesia mengirimkan angkatan perangnya. Atas upayanya tersebut, pada tahun 1965, Bung Karno mendapat gelar sebagai “Pendekar dan pahlawan kemerdekaan bangsa islam” melalui Konferensi Islam Asia Afrika,” urai Hasto.
Menurut Hasto, spirit kepemimpinan Indonesia sebagai bangsa besar di tengah dunia ditunjukkan oleh Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.
“Ketika mengutuk aksi sepihak Amerika Serikat terhadap Irak, dan menegaskan bahwa agar persoalan terorisme karena ketidakadilan masalah Palestina,” kata Hasto.
Kepemimpinan Indonesia di tengah dunia di masa Presiden Jokowi juga tampak dalam doktrin Indonesia Poros Maritim Dunia.
“Yang menempatkan wilayah kelautan sebagai halaman depan dan merubah paradigma pembangunan menjadi Indonesia sentris,” imbuh Hasto.
Baca Juga: Ribuan Wisudawan Wisudawati Uniska MAB Ikuti Prosesi Kelulusan