Baca Juga: Cetak Penjualan Rp 1 Triliun per Tahun, Ini Strategi Jitu Element Bike
Transaksi Itu Seperti Bulutangkis, Maka Menangkan Pertandingan Itu
Menurut James, proses transaksi ibarat smash dalam bulutangkis: penjual menawarkan barang dengan harga tertentu (smash) kepada pembeli (lawan main), tapi belum menjadi garansi terjadinya deal (poin).
Meski begitu, dalam bulutangkis, James mengibaratkan, tidak adanya garansi bahwa sebuah smash dapat menghasilkan poin tak lantas membuat pemain tak melakukannya.
Untuk memperbesar kemungkinan poin (memperoleh sales), kata James, penjual harus punya kemampuan yang bagus dalam melihat peluang, terutama ketika ada pertanyaan dari pembeli.
"Bola tinggi (yang bisa dismash) ibaratnya ada pertanyaan (dari pembeli)", terangnya.
James menerangkan, ketika menjawab pertanyaan tentang ketersediaan suatu barang, misalnya, penjual harus memberi jawaban yang tepat supaya pembeli segera melakukan order.
Saat negosiasi, penjual juga harus menghindari pertanyaan yang menimbulkan keraguan seperti "Bapak/Ibu jadi beli?" dan semacamnya, sebab menurut James, pertanyaan itu memberi beban baru pada pembeli untuk mengambil keputusan.
Memberi Pertanyaan Ketika Dimintai Diskon
"Kalau saya mau kasih diskon, ibu mau pesan berapa unit Bu?"
Baca Juga: Pelayanan Konsumen yang Baik Menjadi Ujung Tombak Kelangsungan Bisnis
Pertanyaan tersebut dipraktikkan James untuk menggambarkan cara yang bisa dilakukan penjual ketika dimintai diskon.
Dari jawaban James, tampak bahwa ketika terjadi penawaran, penjual tak boleh serta merta menyerahkan barangnya sesuai keinginan pembeli.
Menurut James, pemberian diskon harus sejalan dengan banyaknya order. Ini berarti, tak ada masalah bila penjual tak memberi diskon kepada pembeli yang hanya membeli sebuah barang.
Baca Juga: 5 Strategi Bisnis Rumahan di Masa Pandemi, Dijamin Laris Manis