Pontianak, Sonora.ID - Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Barat, Harisson mengungkapkan, Kalbar memiliki potensi pariwisata yang cukup besar.
Berdasarkan data yang dihimpun dari kabupaten/kota se-Kalbar menurutnya total ada 745 objek daya tarik wisata di provinsi ini.
Dengan rincian masing-masing 510 wisata alam, 95 wisata budaya, 70 wisata buatan, 32 wisata religi, 21 wisata sejarah, 12 wisata kuliner, satu wisata pertanian, satu wisata belanja, dan tiga wisata pendidikan.
Hal ini diungkapkannya saat memberikan sambutan dalam kegiatan seminar pariwisata bertajuk pengembangan perekonomian Kalbar melalui Desa Wisata, Selasa (5/7).
“Berdasarkan potensi yang ada tersebut maka sudah seharusnya pariwisata bisa menjadi sektor unggulan dalam peningkatan perekonomian masyarakat desa,” katanya.
Baca Juga: Mudahkan Masyarakat Bayar Pajak Kendaraan, Samsat Keliling di Desa Kubu Raya
Harisson menjelaskan, paradigma pembangunan desa telah mengalamai pergeseran. Ketika sebelumnya fokus pada membangun desa, namun saat ini menjadi desa membangun.
Adanya perubahan paradigma tersebut otomatis mengubah pola lama dalam pembangunan desa.
“Jika dulunya desa hanya menjadi objek pembangunan, kini sudah menjadi subjek dalam pembangunan. Hal ini membuat masyarakat desa memiliki peluang untuk membangun sendiri desanya sesuai dengan keunggulan yang dimiliki dan salah satunya melalui konsep desa wisata,” ujar Harisson.
Ia menambahkan pengembangan desa wisata merupakan salah satu cara pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat dengan menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, melalui konsep pengembangan desa wisata sebagai salah satu alternatif penggerak perekonomian masyarakat di desa, juga secara tidak langsung bisa menunjang pencapaian indikator dari desa mandiri.
Dalam upaya mendukung desa wisata, Pemprov Kalbar telah menetapkan 20 desa yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata.
Penetapan itu melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalbar tentang pengembangan desa wisata Provinsi Kalbar tahun 2021-2023.
“Perlu jadi perhatian bersama bahwa untuk menjadi sebuah desa wisata terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, tidak serta merta suatu desa bisa ditetapkan sebagai desa wisata,” tuturnya.
Baca Juga: Pj. Bupati Landak: Akses Digitalisasi di Landak Sudah Berjalan
Harisson menyebutkan, berbagai permasalahan yang muncul dalam pemenuhan kriteria desa wisata antara lain, belum terpenuhinya aspek 3A, yakni atraksi yaitu aktivitas wisata yang dilakukan oleh penduduk setempat yang mampu menarik wisatawan.
Kedua, amenitas, yaitu sarana dan prasarana pariwisata di destinasi yang mendukung aktivitas wisatawan.
Serta yang ketiga, aksesibilitas berupa jalan dan transportasi ke destinasi.
“Selain 3A juga masih banyak aspek yang harus dipenuhi sebagaimana dipersyaratkan dalam anugerah desa wisata yang terdiri dari tujuh aspek penilaian,” tambahnya.
Harisson menilai perlu kerja sama lintas sektor melalui konsep penta helix dalam mewujudkan pengembangan desa wisata di Kalbar.
“Saya mengajak kepada semua pihak berperan aktif, bersama-sama memberikan sumbangsih pikiran dan tenaga serta sumber daya yang dimiliki untuk percepatan pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa dengan harapan kebangkitan ekonomi masyarakat desa, khususnya desa wisata di Kalbar,” tutupnya.