Sonora.ID - Body shaming adalah penilaian akan penampilan fisik seseorang yang cenderung menjatuhkan kondisi tersebut, sayangnya hal ini kerap dilakukan oleh orang yang tidak mengenal sang korban, termasuk driver online.
Seperti yang baru-baru ini viral di Twitter, seseorang menuliskan kisah menyakitkan yang menimpa adiknya.
Dalam tulisan tersebut, sang pemilik akun Twitter @sambatanprub menyatakan, adiknya mendapatkan komentar tidak menyenangkan pada saat menggunakan jasa driver online, Grab.
Ia kemudian membuat viral kisah tersebut agar hal tidak menyenangkan ini mendapatkan perhatian dari pihak Grab.
Pengunggah menyebutkan, adiknya diejek oleh driver, disebut hitam, pendek, dekil, hingga mempertanyakan ‘memang laku?’.
Dibenarkan oleh Head Corporate & Policy Communications Grab Indonesia, Dewi Nuraini menyebutkan sudah melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang bersangkutan.
“Penumpang GrabCar di Solo pada tanggal 2 Juli 2022 dan kami menindaklanjuti kasus ini sesuai prosedur yang berlaku,” ungkapnya.
Saat ini, unggahan dan cerita tersebut sudah dihapus oleh sang pemilik karena memang sudah ada mediasi antara pihak korban dan pelaku.
Dalam akun Twitter yang sama, pihaknya menyebutkan bahwa akhirnya ada wadah untuk mediasi antara pihak keluarga dengan driver.
Baca Juga: Istilah Trolling yang Perlu Kamu Ketahui, Sebelum Bermedia Sosial
“Case ini selesai dengan kekeluargaan tanpa ada putus mitra,” tulisnya.
Seperti yang sudah disampaikan dengan bukti foto dan chat, terlihat bahwa Grab yang merekomendasikan untuk putus mitra, tetapi pihak keluarga kasihan dengan pelaku sehingga diberi suspend tidak putus mitra.
Body shaming memang menjadi perhatian belakangan ini, yang sedang disoroti banyak pihak karena banyaknya pelaku akan hal yang tidak menyenangkan ini.
Berikut yang perlu dilakukan kepada pelaku body shaming.
Edukasi
Jangan langsung emosi dan ngegas, penting untuk mengatur emosi pada saat mendapatkan ungkapan tidak menyenangkan.
Sampaikan dengan tenang dan berikan edukasi terkait dengan body shaming sehingga tidak ada korban selanjutnya. Jabarkan juga dampak bahaya atau efek negatif dari perilaku mereka.
Bicara antar pihak dan mediasi
Seperti yang dilakukan oleh pihak Grab, pelaku, dan korban, mereka melakukan pembicaraan serius agar memberikan efek jera kepada pelaku.
Mediasi bisa menjadi jalan tengah jika memang pihak-pihak yang bersangkutan berkenan. Yang terpenting adalah pelaku tahu bahwa dirinya bersalah dan jera dengan sanksi yang diberikan.
Abaikan
Hal yang satu ini dilakukan jika memang kamu masih memiliki ‘tabungan emosi’ sehingga kamu tidak menganggap body shaming sebagai hal yang menyakitkan.
Jika orang yang sama melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya, jangan lagi gunakan cara yang satu ini, kamu perlu untuk memberikan edukasi kepada orang yang bersangkutan agar mereka bisa memperbaiki diri.
Baca Juga: Moms Pernah Mengalami Mom Shaming? Lawan dengan Trik Jitu ini!