Ini memang mengagetkan.
Jauh sebelum ada di posisi sekarang, Musk yang lahir di bilangan Pretoria, Afrika Selatan menjalani masa kecil dengan memprihatinkan.
Bersama saudaranya Kimbal dan sepupu mereka, Musk kecil pernah berkeliling perumahan orang-orang kaya di Pretoria untuk berjualan permen paskah coklat. Permen itu, kata Musk, dijual 20 kali lipat dari harga produksinya.
"Saya membuatnya seharga 50 sen dan menjualnya seharga 10 dollar AS untuk 1 buah coklat telur Paskah. Saya selalu mendapatkan pertanyaan seperti, 'Mengapa Anda menagih 10 dollar AS untuk telur Paskah kecil ini?'", kenang saudara Musk, Kimbal, kepada CNBC dalam sebuah wawancara pada 2017 lalu.
Korban Intimidasi
Baru-baru ini, Musk membuka pengalaman masa kecilnya lewat sebuah program TV di AS bertajuk “60 Minutes”.
Dalam acara tersebut, Musk bercerita bahwa sewaktu duduk di sekolah dasar di Pretoria, ia menjadi anak paling muda dan terkecil di kelasnya, selain juga menjadi anak kutu buku yang tak suka berinteraksi dengan yang lain.
Dalam buku yang ditulis Ashlee Vance (2015) berjudul “Elon Musk: Tesla, SpaceX, and the Quest for a Fantastic Future”, diceritakan bahwa Musk kecil kerap diburu dan dibully oleh geng laki-laki di dekat tempat dia tinggal.
Baca Juga: 3 Rahasia Elon Musk Buat Kamu yang Ingin Maju Pesat, Siapa Takut?
Di usia 15 tahun, Musk bahkan pernah didorong dari tangga hingga dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Setelah mendapati kejadian itu, Musk berinisiatif untuk berlatih karate, judo, dan gulat untuk membela diri.
Musk yang pada saat itu tumbuh remaja bertekad untuk mulai melawan penindasan “sekeras yang mereka lakukan” pada dirinya.
Baca Juga: Pertemuan Jokowi dan Elon Musk Membuahkan Hasil, Tesla Akan Bangun Pabrik di Batang Jawa Tengah