1 Suro Sebentar Lagi! Ini 3 Tradisi Unik dan Merinding dari Malam Tahun Baru Hijriyah

12 Juli 2022 12:25 WIB
Ilustrasi perayaan 1 Suro di Yogyakarta
Ilustrasi perayaan 1 Suro di Yogyakarta ( Instagram @kratonjogja)

Sonora.ID - Tahun baru Hijriah 2022 atau 1 Muharram jatuh pada Sabtu (30/7/2022).

Orang Jawa lebih mengenal hari ini dengan sebutan 1 Suro.

Dalam pandangan Islam sendiri, Muharram atau Suro merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Namun, banyak tradisi Jawa yang mengaitkan dengan hal-hal berbau mistis saat malam 1 Suro.

Malam 1 Suro dianggap malam yang mistis, oleh karena itu banyak ritual dilaksanakan guna mendapatkan berkah dari Tuhan dan mencegah malapetaka.

Mengutip Tribun Jogja, inilah tradisi unik dari malam 1 suro di beberapa wilayah di Indonesia.

Lurah Desa Traji, Temanggung, Mantenan

Setiap malam 1 Suro, Lurah Desa Traji, Kecamatan Parakan, Temanggung selalu menikah dalam sebuah ritual adat Jawa.

Di dalam desa itu ada sebuah sendang bernama Sidhukun yang menjadi lokasi nikahan tersebut dilakukan.

Konon, di sumber mata air sendang tersebut Sunan Kalijaga sempat menancapkan tongkatnya untuk mendapatkan air wudhu.

Baca Juga: 1 Suro 2022, 4 Weton Ini Dilarang Keluar Rumah, Mereka Diprediksi Diincar Sengkolo atau Dapat Petaka

Adapun ritual 1 Suro di Traji dimulai dengan berjalan kaki dari berjalan dari Kantor Balai Desa Traji menuju sendang, sembari membawa gunungan berisi hasil bumi dan sesaji.

Usai di Sendang Sidhukun, lurah Traji beserta istrinya yang mengenakan pengantin adat Jawa menjalankan ritual pernikahan.

Proses pernikahan ini berlangsung dalam adat Jawa.

Saat selesai, maka lurah akan membacakan doa-doa yang kemudian dilanjutkan dengan rebutan gunungan oleh warga.

Setelah ritual di sendang selesai, lurah dan istrinya akan kembali ke balai desa.

Kemudian para perangkat desa akan sungkem dengan lurah dan istrinya. Mereka yang sungkem akan mendapatkan uang logam dari lurah sebagai simbol keberkahan atas ritual tersebut.

Usai ritual tersebut dilakukan, warga Desa Traji menggelar wayang kulit setiap menyambut malam 1 Suro. 

Jika tak dilakukan warga percaya akan terjadi kesialan yang menimpa mereka.

Berdasarkan cerita yang beredar, ritual 1 Suro di Traji ini bermula saat seorang dalang asal Yogyakarta, diminta untuk mementaskan wayang di desa itu.

Dalang itu datang dengan pakaian bangsawan yang mengaku berasal dari Traji.

Setelah pentas, dalang itu diberi kuning satu nampan namun hanya mengambil tiga saja. Saat hendak pulang ia kemudian di wanti-wanti agar tak menoleh ke belakang sebelum tujuh langkah.

Baca Juga: Berdoa Jangan Sampe Kejadian, Anak Indigo Ini Sebut Ada Banyak Bencana Usai 1 Suro, Apa Itu?

Namun baru tiga langkah ia sudah menoleh ke belakang karena penasaran.

Rupanya orang yang memberi kunir itu sudah menghilang.

Tempat itu pun langsung berubah jadi sendang dan kuning yang diambil jadi emas batangan. Sang dalang kemudian pergi ke sesepuh Desa Traji untuk memberitahu kejadian yang dialaminya.

Sejak saat itu, nikahan dan pentas wayang selalu dilakukan di Traji saat malam 1 Suro.

Ritual suci di makam sesepuh pertama Gunung Kawi

Warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, menggelar ritual suci di malam keramat Kyai Zakariah atau Eyang Junggo dan Iman Soedjono.

Dua tokoh itu diyakini sebagai sesepuh pertama di daerah tersebut.

Dalam ritualnya, warga melakukan kirab sesaji mengelilingi desa di kawasan Gunung Kawi. Mereka yang yang terlibat wajib menggunakan pakaian tradisional Jawa.

Usai berkeliling desa, sesaji dan gunungan akan dibawa ke makam Eyang Junggo dan Iman Soedjono.

Setelah dibacakan doa-doa kemudian gunungan itu akan diperebutkan oleh warga yang menyaksikan.

Persembahan makanan itu melambangkan kemakmuran bagi warga setempat.

Puncak perayaan 1 Suro di Gunung Kawi adalah pembakaran sangkala yaitu patung raksasa yang mana patung tersebut melambangkan sifat jahat.

Adanya ritual 1 Suro ini masyarakat diharapkan dapat dijauhkan dari sifat jahat dan tamak, serta terhindar dari kesialan.

Baca Juga: WOW! Ini 3 Weton Calon Miliarder Setelah Malam 1 Suro 2022, Ada Kamu?

Ritual di petilasan pamuksan Sri Aji Joyoboyo, Kediri

Warga sekitar Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kediri, menggelar ritual khusus di Petilasan keramat Pamuksan Sri Aji Joyoboyo.

Ritual itu dimulai dari pemberangkatan berbagai sesaji, yang dibawa dari rumah juru kunci menuju petilasan.

Usai sampai di petilasan, sesepuh desa akan membacakan doa-doa yang kemudian membakar melati.

Ritual ini dilakukan di malam hari dengan harapan dapat berkah banyak dari Tuhan.

Pagi harinya, dilanjut dengan arak-arakan pusaka dari balai desa menuju petilasan. Warga yang ikut harus memakai busana tradisional.

Sesampai di petilasan, ada sebuah ritual menyucikan pusaka, sebelum ditancapkan lagi di depan Pamuksan Sri Aji Joyoboyo.

Kemudian, ritual akan dilanjut dengan penaburan bunga setaman di petilasan tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul 3 Tradisi Unik Nan Menyeramkan Malam 1 Suro

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm