Sepanjang film, sebuah tim dokumenter diceritakan mengikuti Nim, seorang dukun, yang melakukan praktiknya di Isan bagian Utara.
Saat mengikuti Nim, tim dokumenter tersebut lalu bertemu dengan salah seorang keponakan Nim bernama Mink (diperankan oleh Narilya Gulmongkolpech), yang dengan bersikeras menyatakan bahwa dia tak percaya pada hal-hal yang berbau mistis.
Namun, bak senjata makan tuan, ketakpercayaan Mink yang tak tergoyahkan tersebut lantas berujung pada petaka: serentetan kejadian aneh menimpa Pink, dan ia tertimpa hal-hal yang tak masuk akal.
Mengetahui hal tersebut, orang-orang berpikir bahwa Mink mewarisi bakat dukun dari keluarganya, sehingga roh jahat mengincar tubuhnya buat dimasuki.
Berjalannya film lantas berisi tentang agendan semi-dokumenter ketika tim dokumenter mengikuti apa-apa yang dialami Mink, berharap bisa merekam proses penurunan bakat dukun yang turun kepada Mink.
Namun, niat tim tersebut tak terjadi semudah membalikkan telapak tangan.
Sejurus, Mink menjadi orang yang dipenuhi kekuatan gelap mengerikan, membuat setiap yang terjadi di dalam film menjadi kacau dan penuh dengan teror ghaib.
Perihal cerita, film The Medium menyeragamkan tradisi horror Thailand dan Korea Selatan, terutama soal Shemanisme.
Adapun Shemanisme adalah tradisi spiritual berupa penyembuhan dengan memanfaatkan perantara dunia fisik dan dunia ghaib lewat seorang dukun.
Baca Juga: 'The Conjuring: The Devil Made Me Do It' Segera Hadir, Tonton Trailernya Disini!