Makassar, Sonora.ID - Pemerintah setempat menghadirkan program seribu paccarita lorong sebagai upaya mendorong minat baca masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan Makassar, Tenri A. Palallo mengatakan, fokus program yaitu memberikan keterampilan mendongeng warga di lorong wisata. Sehingga menjadi daya tarik untuk pengunjung.
Hal itu disampaikan saat mengisi podcast Smart FM bertajuk tumbuhkan minat baca generasi millenials, Kamis (14/7/2022).
"Itu arahan Wali Kota, kamu harus seribu paccarita lorong seribu masyarakat memiliki keterampilan mendongeng di lorong wisata," ujarnya
Dia memaparkan data, dimana literasi baca Makassar saat ini berada di angka 67 persen. Angka itu termasuk tinggi dibanding daerah lainnya di Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Peserta Mengadu ke DPRD, Laporkan Kejanggalan Lelang Direksi BUMD Makassar
Capaian itu belum membuatnya berpuas seiring masih perlu ditingkatkan sesuai arahan Wali Kota, Danny Pomanto.
"Makassar itu barometer Sulawesi Selatan termasuk Indonesia Timur jadi masih perlu kita tingkatkan," jelasnya.
Tenri menambahkan, literasi di Makassar masih berada di level dua yakni baca dan menulis. Kondisi ini membuat warga rentan terpapar radikalisme dan berita hoaks.
Kedepan diharapkan masuk tahap lima sehingga menjadi jadi produsen, bukan lagi konsumen yakni membuat dan menciptakan.
"Kepala perpustakaan nasional, syarif bando memberitahukan bahwa kita tidak bisa bergerak maju sepanjang menjadi konsumen setelah kita baca harus ada kemampuan analisa karena rendah gampang terpapar radikalisme, hoaks," sambungnya.
Baca Juga: Makassar Jadikan Jalan Somba Opu dan Bulusaraung Kawasan Percontohan Reklame
Upaya lainnya melalui workshop dan kampanye baca untuk penguatan karakter sejak dini. Kemudian, membuat seluruh sekolah di Makassar memiliki perpustakaan dan berstandar Internasional.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Bunda Literasi Makassar, Indira Yusuf Ismail. Arahannya, anak Makassar tetap mencintai buku, karena dengan membaca buku banyak proses yang didapat anak.
"Literasi ini harus dibangun dari SD karena terkait dengan karakter kami harus masuk lorong," tutupnya.