Sonora.ID - Ketahui inilah deretan gejala tak biasa Omicron yang kemungkinan dirasakan saat bangun tidur.
Indonesia kini tengah dihadapkan dengan kenaikan kasus Covid-19. Kenaikan kasus ini dikaitkan dengan subvarian Omicron terbaru yang disebut BA.4 dan BA.5.
Varian Omicron ini disebut-sebut lebih menular dibanding varian Covid-19 lainnya.
Meski begitu gejala yang dirasakan cenderung lebih rendah dibanding varian lainnya.
Strain baru ini pun dikhawatirkan akan menyebabkan lonjakan pasien di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Seluruh dunia juga tengah memonitor perkembangan varian bBA.4 dan BA.5 karena dipercaya dapat menghindari imunitas yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19.
Itu berarti vaksinasi Covid-19 kemungkinan belum cukup mampu melawan berbagai gejala dari varian baru yang mengancam seluruh dunia tersebut.
Oleh karena itu, ada baiknya mengetahui gejala-gejala Omicron agar dapat menekan penyebarannya di sekitar Anda.
Salah satu gejala Omicron yang bisa terlihat yaitu ketika seseorang bangun tidur.
Gejala apakah itu? Simak ulasannya dilansir dari Grid Fame berikut ini.
Baca Juga: Pemerintah Imbau Masyarakat Waspada Potensi Kenaikan Subvarian Covid-19
Gejala Tak Biasa Omicron Saat Bangun Tidur
Dikutip dari Express, Dokter Robert Wachter asal Francisco menemukan ada gejala tak biasa kasus Omicron ketika bangun tidur.
Temuan itu dialami langsung dari pengalaman anaknya yang merasakan gejala tidak enak badan atau meriang saat bangun tidur.
"Dia bangun dengan kondisi tidak enak badan," jelasnya.
Dokter Robert Wachter juga mengungkapkan sederet gejala tak biasa lainnya yang bisa timbul saat bangun tidur, antara lain seperti sakit tenggorokan, batuk jering, nyeri otot dan juga kedinginan.
Ada pula gejala kembung, sendawa, muntah dan juga sakit perut yang dialami pasien Covid-19 yang sudah pulih dan keluar dari rumah sakit.
Sementara itu, CDC juga memaparkan beberapa gejala umum Covid-19 antara lain:
Pemerintah Prediksi Puncak Covid-19 di Akhir Juli
Pemerintah melalui Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengatakan kenaikan kasus Covid-19 diperkirakan terjadi pada pekan ketiga hingga keempat bulan Juli 2022.
Masyarakat Indonesia diminta tidak lengah dan senantiasa menjaga protokol kesehatan.
"Diperkirakan puncak kasus Covid-19 pada pekan ketiga atau keempat Juli. Yang mana diprediksi terdapat 20.000 kasus positif per hari. Oleh sebab itu kita tidak boleh lengah, sebah kita masih berada dalam rentang waktu itu," ujar Reisa dalam keterangan pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (15/7/2022), dilansir dari Kompas.com.
Reisa mengungkapkan hingga 13 Juli 2022 keterisian RS Covid-19 atau bed occupancy ratio (BOR) di Indonesia sebesar 3,22 persen.
Meski masih cukupn rendah, Reisa mengingatkan ada ada kenaikan sejak bulan Juni.
"Pada 23 Juni 2022, BOR tercatat sebesar 2,03 persen. Maka dapat disimpulan per 13 Juli angka keterpakaian RS secara konsisten mengalami kenaikan 0,31 persen selama sepekan terakhir. Sehingga sebaiknya kita tetap waspada," tambahnya.
Demikian informasi soal gejala tak biasa Omicron yang bisa dialami saat bangun tidur.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Melonjak Pertengahan Juli, Begini Kata Ahli