Sonora.ID - Bohong atau menipu adalah tindakan yang tidak dibenarkan apapun kondisinya, karena bohong artinya tidak memberikan keterangan yang sesungguhnya dan tidak terus terang dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.

Hal ini bisa memberikan efek jangka panjang, sehingga jika sekali saja seseorang melakukan kebohongan, maka ke depannya ia akan melakukan hal yang sama lagi sebelum ia mengakui kebohongannya sebelumnya.

Biasanya si tukang bohong merasa dirinya aman dan tidak ada yang tahu kebohongannya, padahal bisa jadi orang di sekitarnya tahu tetapi tidak memberi komentar hingga suatu hari terbongkar segalanya.

Apakah kamu pernah melakukan itu?

Tukang bohong sering kira kita enggak tahu apa-apa, berikut ini adalah 4 ciri orang tukang bohong.

Banyak alasan

Mereka sangat canggih dan kreatif saat mencari alasan, misalnya ketika tidak masuk ke kantor karena keperluan pribadi, mereka bisa memberikan aneka alasan yang membuat atasan atau rekan kerja seakan memakluminya.

Dalam hubungan asmara hal ini kerap terjadi, segudang alasan dilontarkan ketika sedang berbohong.

Jika kamu punya teman yang banyak alasan, mungkin kamu perlu skeptis dan menjaga jarak dengan orang tersebut.

Baca Juga: Ruben Onsu Ambruk Sampai Harus Dirawat di ICU dan Bohong ke Anak: Maaf Ayah Sakit!

Menghindari pertemuan langsung atau tatap muka

Biasanya orang yang sedang berbohong tidak akan berani menatap mata lawan bicaranya, mereka lebih mudah bicara jika bukan dihadapkan secara tatap muka.

Itu sebabnya tukang bohong lebih suka komunikasi lewat media sosial, chat, atau telepon karena mereka bisa lebih leluasa menutupi tingkahnya saat bohong.

Membatasi diri

Ketika si tukang bohong ini baru melancarkan kebohongan, misalnya seorang perempuan baru saja berbohong kepada pasangannya, maka mereka cenderung akan membatasi diri dan membatasi komunikasi dengan orang tersebut.

Jika kebohongan sudah terlalu banyak, si tukang bohong cenderung akan menarik diri dari lingkungan sosial atau lingkungan tertentu.

Pasalnya, mereka akan terus pretending dengan keadaan dan kondisi bohong yang mereka ciptakan sendiri.

Tidak konsisten

Ada perilaku dan kata-kata yang janggal dari hari ke hari, khususnya yang berhubungan dengan kebohongan di waktu sebelumnya.

Baca Juga: Astaga Anak Mulai Bisa Bohong? Tenang Bun! Ini Cara Ampuh Mengatasinya

Misalnya, seseorang yang menyebut dirinya sedang terbaring sakit, tetapi tak lama mengunggah dirinya sedang berada di sebuah cafe bersama teman-temannya.

Ada perkataan dan perilaku yang tidak konsisten dan tidak sinkron dengan apa yang dikatakan sebelumnya, dasar tukang bohong!