"Itu picu banyak masalah, makanya saya usulkan elevated," sambungnya.
Lebih lanjut, Danny menduga Kepala Balai, Amanagappa bermain politik. Modusnya, mengatur kesepakatan dengan pihak tertentu untuk mengubah jalur rel.
Terlebih setelah ditelusuri, ternyata Balai menyetujui jalur elevated di Kabupaten Maros. Hanya untuk menghindari gudang milik swasta.
"Di Maros dibikin elevated demi menghindari gudang swasta. Di Makassar mereka tidak mau, padahal untuk menghindari banjir. Ada apa? masa gudang swasta dia ikuti, dia kasih naik (jalurnya). Saya curigai karena agak aneh ini keputusan," kata Danny.
Kecurigaan lainnya, rencana pembangunan stadion di pinggir jalanan kecil. Sementara pihaknya ingin berdekatan jalan nasional agar mudah diakses.
"Masa mau bangun stasiun di lorong, kalau di kota besar itu pinggir jalan besar. Jadi jangan setengah-setengah ibu kota Sulsel yang bagus itu elevated," katanya.
Sementara Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan (DTRB) Makassar, Fahyuddin memaparkan, dampak jika lintasan rel di atas permukaan tanah. Kabel bawah tanah perlu dipindahkan dan drainase terhambat sehingga bisa memicu banjir.
"Kita beberapa kali bertemu balai, perencanaan awal itu elevated kalau sifatnya landed, pembebasan lahan capai 50 meter," katanya.
Baca Juga: Disdik Terbitkan SE, Sekolah di Makassar Wajib Galakkan Lihat Sampah Ambil (LISA)