Banjarmasin, Sonora.ID - Untuk kesekian kalinya, alat Indeks Standart Pencemar Udara (ISPU) yang berlokasi di jalan Lambung Mangkurat, tepatnya di depan hutan kota lagi-lagi menyita perhatian.
Pada alat tersebut, terpantau NO2 (Nitrogen dioksida) dan HC (Hydrocarbon) pada posisi berbahaya. Atau warna hitam.
Kondisi itu pun mendapat sorotan dari Pengamat Tata Kota, Hamdi yang mempertanyakan kebenaran alat ukur tersebut.
"Apa betul sudah membahayakan?," tulis Hamdi, di media sosialnya.
Saat dikonfirmasi, Hamdi menilai alat pengukur yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu harusnya dimanfaatkan dengan baik, untuk mengedukasi masyarakat tentang informasi udara perkotaan.
"Memang punya KLHK. Tapi kalau ada trouble harus diinformasikan ke pusat supaya ada perbaikan, karena display itu akhirnya informasinya menyesatkan," katanya, saat dikonfirmasi Smart FM Banjarmasin, Selasa (19/7) siang.
Baca Juga: Bersih-Bersih Trotoar Ala Satpol PP Kota Banjarmasin
Ia menyayangkan, ketidakpekaan dari DLH Provinsi dan DLH Kota Banjarmasin terhadap alat tersebut,
"Kita patut bersyukur dibantu alat itu. Perlu perjuangan meminta ke pusat beberapa kali sewaktu saya masih jadi Kadis DLH dan ketemu Direktur Pengendalian Pencemaran Udara agar Banjarmasin dibantu Air Quality Monitoring System (AQMS)," ungkap, mantan Kadis LH Banjarmasin itu.
"Per tiga bulan DLH bisa memanggil kawan-kawan media untuk menginformasikan kualitas udara. Sehingga masyarakat paham manfaat alat itu," harapnya lagi.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris DLH Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono tak menampik rusaknya alat itu.
"Itu ada error di lampu hijaunya kami sudah disampaikan nanti dari KLHK menghubungi teknisi nya," jelasnya.
"Kata orang KLHK dimatikan saja dahulu sementara supaya tidak konslet ke yang lain. Dan sudah kita matikan," klaimnya lagi?
Namun nyatanya, berdasarkan pantauan di lapangan alat tersebut masih menyala.
Lantas, adakah rencana Pemko Banjarmasin mengambil alih alat tersebut? Wahyu menyebut, bahwa pihaknya tidak memiliki teknisi alat itu.
"Jadwal perawatan sendiri untuk kota Banjarmasin itu sekitar bulan September semoga cepat diperbaiki. Jadi itu bukan angka NO2 dan HC tinggi melainkan ada error pada papan display," pungkasnya.
Baca Juga: Tasyakur Milad Ke-113 Muhammadiyah, Haedar Nashir Bakal ke Banjarmasin