“Banyak sekali tokoh perempuan di Indonesia yang punya posisi strategis. Ada menteri perempuan, dan yang mengendalikan menteri juga perempuan. Akhirnya anda tahu siapa yang punya aturan dalam hidup saya,” ungkap Sandiaga, salam bahasa Inggris dan disambut tawa oleh ratusan hadirin.
Dalam segi pengembangan pariwisata sendiri, Sandiaga juga menyebutkan bahwa banyak sosok perempuan yang berperan aktif dalam pengembangan ekonomi kreatif khususnya di kawasan Danau Toba. Karenanya, ia merasa optimis dengan pertemuan W20 akan membawa perbaikan dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dengan tajuk Recovery, Together, Equally (pemulihan bersama dalam kesetaraan).
Sementara Chair of W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi mengatakan bahwa pertemuan W20 tahun 2022 di Parapat, Simalungun, akan memutuskan hal apa saja yang akan direkomendasikan pada deklarasi G20, dimana isu kesetaraan gender, penyandang disabilitas serta kerangka berfikir tentang posisi perempuan dalam mendorong perekonomian perlu diperbaiki.
Baca Juga: Buka Forum W20, Gubernur Kalsel Perjuangkan Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender
Terkait isu perempuan khususunya dalam kebudayaan Batak yang patrilineal, seorang tokoh konselor (penyandang disabilitas) dari Lembaga Jabu Sihol, Herty Rita Sirait mengungkapkan bahwa perempuan dalam masyarakat Batak berada di bawah laki-laki. Namun tidak pada proses kehidupan sosial ekonomi.
“Kalau dalam strata (sosial) ya, karena di Batak yang dilihat adalah peran dari pria. Tetapi perempuan di Toba itu semangatnya besar. Karena apapun statusnya atau pekerjaannya, tidak ingin diam saja di rumah. Mereka tetap mau berjuang untuk keluarganya. Itu ada di Batak Toba,” ujar Herty.
Sebagai aktivis perempuan yang diundang pada pertemuan W20 tersebut, Herty mengaku senang dan bangga karena perhatian pemerintah terhadap perempuan untuk memajukan taraf hidup masyarakat.