Simalungun, Sonora.ID - Pada pembukaan pertemuan Women Twenty (W20) yang dihadiri para delegasi perempuan dari 20 negara.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan kepada publik tentang bagaimana pentingnya dan berpengaruhnya perempuan pada proses kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Namun, pada ajang pertemuan Women Twenty (W20) tersebut dihadiri para delegasi perempuan dari 20 negara, di antaranya India, Turki, Amerika, Afrika Selatan, Yordania, dan Belanda, Selasa (19/7) di Hotel Niagara Parapat, Kabupaten Simalungun.
Acara pembukaan pertemuan W20 itu ditandai dengan pemukulan gordang sambilan oleh Menparekraf bersama Gubernur Sumut, Pandam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel, serta perwakilan utusan dari sejumlah negara.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang hadir didampingi Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis mengawali pidatonya dengan mengungkapkan bagaimana seorang Devi Luhut Binsar Panjaitan br Simatupang, mempunyai peran dalam kehidupannya saat masih aktif di Militer.
“Terkhusus kakak saya, guru saya, ibu saya, Ibu Devi Simatupang. Saya begini, karena diasuh oleh beliau. Bapaknya kolonel (waktu itu) dan saya kapten. Jadi tak ada berani marahi saya, karena ada beliau. Itu kalau bicara perempuan,” ungkap Gubernur menyebutkan nama Devi Simatupang, istri Luhut Binsar Panjaitan (Menko Marves).
Baca Juga: Gubernur Sumut: Kita Tunjukkan Sumut Bermartabat, 775 Personel Siap Amankan W20 di Sumut
Terkait pertemuan W20, Gubernur pun menyambut baik kehadiran para tokoh perempuan dari berbagai negara di dunia. Menurutnya momentum tersebut dapat dimanfaatkan untuk membicarakan bagaimana peran perempuan melalui ide cemerlang, untuk dibawa ke forum G20 (pertemuan 20 kepala negara).
“Saya berharap pertemuan W20 akan melahirkan ide-ide cemerlang. Terima kasih dan selamat datang di Danau Toba, inilah destinasi pariwisata populer kami. Semoga sukses, dan semoga kita berjumpa lagi,” tutup Edy, dalam bahasa Inggris.
Sementara Menparekraf Sandiaga Uno juga mengungkapkan hal senada. Bahwa kehadirannya di acara W20, selain karena undangan sebagian menteri, juga diminta secara khusus untuk hadir oleh sang istri Nur Asia yang juga hadir pada kesempatan tersebut.
“Banyak sekali tokoh perempuan di Indonesia yang punya posisi strategis. Ada menteri perempuan, dan yang mengendalikan menteri juga perempuan. Akhirnya anda tahu siapa yang punya aturan dalam hidup saya,” ungkap Sandiaga, salam bahasa Inggris dan disambut tawa oleh ratusan hadirin.
Dalam segi pengembangan pariwisata sendiri, Sandiaga juga menyebutkan bahwa banyak sosok perempuan yang berperan aktif dalam pengembangan ekonomi kreatif khususnya di kawasan Danau Toba. Karenanya, ia merasa optimis dengan pertemuan W20 akan membawa perbaikan dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dengan tajuk Recovery, Together, Equally (pemulihan bersama dalam kesetaraan).
Sementara Chair of W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi mengatakan bahwa pertemuan W20 tahun 2022 di Parapat, Simalungun, akan memutuskan hal apa saja yang akan direkomendasikan pada deklarasi G20, dimana isu kesetaraan gender, penyandang disabilitas serta kerangka berfikir tentang posisi perempuan dalam mendorong perekonomian perlu diperbaiki.
Baca Juga: Buka Forum W20, Gubernur Kalsel Perjuangkan Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender
Terkait isu perempuan khususunya dalam kebudayaan Batak yang patrilineal, seorang tokoh konselor (penyandang disabilitas) dari Lembaga Jabu Sihol, Herty Rita Sirait mengungkapkan bahwa perempuan dalam masyarakat Batak berada di bawah laki-laki. Namun tidak pada proses kehidupan sosial ekonomi.
“Kalau dalam strata (sosial) ya, karena di Batak yang dilihat adalah peran dari pria. Tetapi perempuan di Toba itu semangatnya besar. Karena apapun statusnya atau pekerjaannya, tidak ingin diam saja di rumah. Mereka tetap mau berjuang untuk keluarganya. Itu ada di Batak Toba,” ujar Herty.
Sebagai aktivis perempuan yang diundang pada pertemuan W20 tersebut, Herty mengaku senang dan bangga karena perhatian pemerintah terhadap perempuan untuk memajukan taraf hidup masyarakat.