Sonora.ID - Insomnia atau kebiasaan tidak bisa tidur membuat seseorang sulit untuk tidur, tidur nyenyak, dan bangun terlalu cepat.
Insomnia tidak hanya melemahkan tingkat energi dan suasana hati, tetapi juga kesehatan, kinerja, dan kualitas hidup.
Jumlah jam tidur setiap orang bervariasi, tetapi tidak sedikit orang dewasa yang membutuhkan waktu 7 hingga 8 jam semalam, demikian dikutip dari Mayo Clinic.
Kendati begitu, ada 2 obat efektif untuk mengobati insomnia. Apa saja dua obat yang dimaksud?
Dua obat efektif atasi insomnia
Dua obat efektif untuk mengatasi insomnia dibuat oleh peneliti dari NIHR Oxford Health Biomedical Research Center.
Studi yang diterbitkan di The Lancet itu, meninjau ada lebih dari 150 uji klinis untuk membandingkan 30 obat yang berbeda untuk pengobatan insomnia.
Dalam studinya ditemukan bahwa sejumlah obat insomnia yang banyak digunakan, memiliki kekurangan data keamanan jangka panjang.
"Kami melihat semua informasi yang diterbitkan dan tidak tidak diterbitkan, dalam jurnal dan pendaftar online, untuk mendapatkan gambaran yang paling transparan serta komprehensif dari semua data yang tersedia," jelas Andrea Cipriani, ketua penelitian, dikutip dari New Atlas, Kamis (21/7/2022), dilansir dari Gridhealth.id.
Andrea Cipriani mengungkapkan bahwa tingkat efektivitas sebuah pengobatan untuk menurunkan risiko insomnia sangat penting karena berdampak pada kesehatan pasien.
Studinya itu dilakukan dengan menggunakan 154 data dari uji coba secara acak yang terkontrol, mencakup lebih dari 44.000 orang.
Baca Juga: Habis Ketemu Orang Malah Bikin Overthinking, Begini Cara Menyikapinya!
Ada sekitar 30 perawatan farmakologis yang berbeda. Tujuannya itu
Metode yang digunakan, yaitu memastikan efektivitas hingga efek samping penggunaan sebentar dan jangka panjang.
Hasil dari dua obat yang dianggap efektif mengatasi insomnia, yakni lemborexant dan eszopiclone.
Sementara obat insomnia yang sudah sering digunakan seperti benzodiazepin dan zolpidem, hanya bermanfaat untuk jangka pendek.
Katanya, tidak ada bukti kemanjuran jika dikonsumsi jangka panjang.
"Mengingat semua hasil pada titik waktu yang berbeda, lemborexant dan eszopiclone memiliki profil terbaik dalam hal kemanjuran, penerimaan, dan tolerability," jelasnya.
"Namun, eszopiclone dapat menyebabkan efek samping yang substansial dan data keamanan pada lemborexant tidak dapat disimpulkan," pungkas peneliti.
Kendati begitu, baik eszopiclone dan lemborexant, meski dianggap efektif untuk menangani insomnia hingga kini belum mendapatkan izin penggunaan di Eropa.