Kemudian yang kelima, SMARTS 5.0 KERTHI BALI adalah Era dari 1.500 masehi sampai 2.000 masehi, merupakan Bali Era Kedaton, yang ditandai keunggulan Manusia Jnana dengan Drestha sebagai pola komunikasi.
Dan yang ke-enam, adalah SMARTS 6.0 KERTHI BALI adalah Era dari 2.000 masehi sampai 2.500 masehi, merupakan Bali Era Baru, yang ditandai keunggulan Manusia Kabinawa dengan Mudra sebagai pola komunikasi.
Komunikasi Bali Smarts 6.0 Kerthi Bali dirancang dengan konsep filosofi berbasis budaya kearifan lokal Sad Kerthi, yang sangat berbeda dengan konsep revolusi Industri 4.0 dan konsep Society/Masyarakat 5.0, sehingga tidak bisa dibandingkan.
Digit 6.0 bukan merupakan tangga/tingkatan Digit 5.0 dan Digit 4.0.
Turyapada Tower nantinya memiliki tinggi 115 meter, dibangun pada lokasi dengan ketinggian 1.521 meter dari permukaan laut, sehingga total ketinggian Tower menjadi 1.636 meter.
Turyapada Tower berisi berbagai fasilitas, meliputi Puncak Tower sebagai pemancar siaran TV digital terestrial, telekomunikasi seluler, internet, dan komunikasi radio komunitas.
Badan Tower sebagai wahana edukasi, berupa; planetarium, sky walk, restoran putar 360o, dan jembatan kaca.
Terdapat Pedestal Tower sebagai wahana penunjang, berupa wisata konvensi, laboratorium pendidikan, dan museum keunggulan budaya komunikasi dengan menampilkan teknologi yang diciptakan dan diadopsi pada masing-masing Era peradaban.
Baca Juga: PUPR Tata Kawasan Borobudur Lewat Pembangunan Infrastruktur Terpadu dan Berkelanjutan
Selain itu, Konsep kawasan Turyapada Tower bersifat terpadu yang ramah lingkungan, indah, dan sangat keren, karena berisi kebun bunga, kebun buah, area bermain anak, glamping, flying fox, UMKM, dan restoran.
Untuk kenyamanan pengunjung disiapkan area parkir seluas 1 Hektare, dan disiapkan gondola yang bergerak sepanjang 1,4 Km dari area parkir menuju Turyapada Tower ini.
Dilihat dari lokasi, ketinggian, dan fasilitas yang dimiliki, Turyapada Tower adalah Tower ikonik pertama di Indonesia, tidak kalah dengan Lima Tower terkenal di dunia, yaitu: Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower.
Untuk diketahui, bahwa Turyapada Tower berada di perbukitan Desa, berbeda dengan Lima Tower lain yang berada di pusat kota.
Turyapada Tower memiliki ketinggian 1.636 meter diatas permukaan laut, lebih tinggi dari Lima Tower terkenal di dunia.
Untuk menjamin keandalan bangunan, Turyapada Tower didesain secara khusus dengan koefisien ketahanan gempa tertinggi 1.0 G, kekuatan hidup struktur minimal 500 tahun, dan dibangun dengan sistem struktur ganda, sehingga tahan terhadap beban angin dan gempa, menjadi bangunan yang andal, nyaman, dan aman.
Pembangunan Turyapada Tower ini, diharapkan bisa memberi manfaat dan dampak yakni mampu Mengoptimalkan siaran TV digital dengan jangkauan mencapai 80% wilayah Buleleng, Jembrana, dan Karangasem.
Kemudian, Sebagai daya tarik pariwisata baru berkelas dunia, Sebagai pusat pertumbuhan perekonomian baru, Menyeimbangkan perekonomian antar wilayah Bali Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Serta Menjadi sumber baru Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Buleleng, dan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Pembangunan TURYAPADA TOWER KBS 6.0 KERTHI BALI juga mendapatkan dukungan dari Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Danrem 163/Wirasatya, Kajati Bali, Pengadilan Tinggi Bali, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Bali, hingga Ketua Komisi, Ketua Fraksi, dan Anggota DPRD Bali.
Acara peletakan batu pertama dihadiri oleh Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Kajati Bali, Pengadilan.
Baca Juga: Akselerasi Transisi Energi, Gubernur Bali Gandeng Universitas Pertamina