Sonora.ID - Salah satu keluhan yang kerap dialami orang tua menjelang usia-usia lanjut adalah pengeroposan pada lutut yang menyebabkan rasa nyeri hingga lemas pada bagian tersebut ketika berdiri atau berjalan cukup lama.
Hal ini kerap dikaitkan dengan asam urat, padahal asam urat menjadi penyebab kesekian atau bukan menjadi penyebab utama kondisi yang satu ini.
Dalam program Talkshow di Radio Sonora, Dokter Made Wirabhawa dari Mayapada Hospital menegaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi pengeroposan lutut. Cara ini bisa dilakukan bukan hanya pada orang dewasa.
Berikut 3 cara cegah pengeroposan lutut.
Perhatikan berat badan
Tak bisa dipungkiri bahwa berat badan berlebih menyebabkan lutut harus menopang berat berlebih sehingga menyebabkan potensi pengeroposan menjadi meningkat.
“Kalau dilihat dari tinggi dan berat badan, bisa dilihat berat badannya berlebih atau tidak. Jika berlebih, perlu dilakukan penurunan berat badan melalui diet dan olahraga,” ungkapnya menegaskan.
Diet yang dilakukan untuk menurunkan berat badan demi mencegah pengeroposan lutut ini disarankan untuk dilakukan dengan pantauan langsung dari dokter sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal dengan cara yang tepat.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Lutut dengan Olahraga Rutin Ini kata dr. Made Wirabhawa, Sudah Anda Terapkan Belum?
Tidak ada pantangan makan
“Untungnya tidak ada pantangan, karena tidak ada makanan yang berhubungan langsung dengan keluhan nyeri lutut, tetapi nyeri ini sering dikaitkan dengan asam urat,” sambung Dokter Made.
Meski tidak ada pantangan, banyak orang yang mengaitkan pengeroposan lutut dan nyeri lutut dengan asam urat.
Maka, penting juga untuk menjaga asupan makanan apapun, khususnya makanan dengan kandungan asam urat tinggi.
Pemeriksaan langsung
Ketika sudah curiga dan memiliki potensi alami pengeroposan lutut, maka penting untuk melakukan pemeriksaan langsung dengan dokter.
Pemeriksaan ini termasuk upaya pencegahan untuk mengetahui sejak awal kondisi lutut sehingga bisa mengambil langkah tepat untuk mencegah hal tidak menyenangkan itu.
“Ngobol-ngobrol, cari tahu apakah ada keluhannya, cek bentuk fisik, kemudian ada pemeriksaan penunjang, biasanya dengan rontgen,” tambahnya.