"Program ini mencakup area digitalisasi pada berbagai aspek. Sebut saja pada sistem informasi akademik, digitalisasi proses pembelajaran, digitalisasi sistem pembayaran seperti penggunaan QRIS agar lebih optimal," papar Herawanto.
"Totalnya sudah ada 23 kampus atau perguruan tinggi di Jabar yang akan merealisasikan program tersebut di tahun ini. Namun baru 10 yang benar-benar telah mengimplementasikannya," kata Herawanto.
Ke sepuluh perguruan tinggi tersebut, lanjut Herawanto, adalah Univeritas Padjadjaran (UNPAD), Telkom University, STIE Ekuitas, Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Langlangbuana, Universitas Islam Bandung, Universitas Siliwangi, Universitas Kuningan dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
"Digitalisasi kampus ini menjadi upaya yang strategis untuk mempercepat pengembangan ekosistem digital dalam kerangka kolaborasi pentahelix," ungkap Herawanto.
Selain itu, perluasan implementasi digitalisasi ini juga ditujukan untuk menjadi katalis baru isu-isu ekonomi lainnya yang menjadi tema besar WJES 2022, yaitu Melangkah Bersama Memajukan Ekonomi Jawa Barat yang Menyejahterakan Melalui Akselerasi Investasi, Infrastruktur, Digitalisasi dan Implementasi Green Economy.
Sementara itu, Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Prof. Martha Fani Cahyandito menegaskan bahwa ISEI akan terus menjadi mitra strategis pemangku kebijakan baik pemerintah pusat, daerah hingga Bank Indonesia untuk terus bersinergi mendorong dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi.
Diketahui, pada acara Policy Dialogue, selain menghadirkan Deputi Gubernur Bank Indonesia, juga dihadiri oleh seluruh stakeholders daerah secara pentahelix diantaranya pemerintah daerah, pimpinan Universitas se-Jawa Barat hingga pimpinan perbankan se-Jawa Barat.