Dari fakta menunjukan kalau harga minyak goreng curah setahun yang lalu itu di Kota Medan sempat ditransaksikan dikisaran Rp16.000 per kg.
Gunawan menjelaskan, pada setahun yang lalu itu harga CPO juga berada dikisaran angka yang sama seperti saat ini, yaitu dikisaran 3.700-an ringgit per ton.
Artinya memang kebijakan pemerintah dalam menekan harga minyak goreng saat ini tentunya terbilang mudah. Sedikit upaya saja untuk membuat harganya sesuai HET di kisaran Rp15.500 per kg.
"Tetapi kita juga harus fair dalam memberikan penilaian, karena pada dasarnya harga minyak goreng terus ditekan saat harga CPO masih berada dikisaran 5.000 an ringgit per ton. Artinya ada upaya serius untuk menggiring harga minyak goreng curah menuju HET," ujarnya.
Gunawan menambahkan, untuk kondisi sekarang semuanya berbeda. Jika tanpa DMO dan DPO sekalipun harga minyak goreng curah bisa saja ditransaksikan dikisaran harga 16 ribu, atau dengan sedikit upaya bisa menekannya hingga ke harga HET.
Jadi jelas kalau kebijakan membatasi kran ekspor sudah tidak tepat lagi. Sebab petani yang dirugikan dengan menumpuknya pasokan sawit sehingga memicu harganya turun.
Relaksasi memang sudah dilakukan oleh pemerintah, tetapi tidak lantas langsung membuat harga TBS membaik. Menjual komoditas dengan cara ekspor itu butuh waktu.
"Saya memperkirakan 3 bulan baru akan terlihat ada titik keseimbangan baru dimana harga TBS bisa mengacu kepada harga keekonomian CPO. Meskipun akan sedikt lebih rendah dibandingkan dengan harga keekonomiannya karena ada kebijakan DMO dan DPO," ungkapnya.
Bagi pemerintah, hal ini menjadi peringatan. Jangan sampai terlena dengan harga minyak goreng yang sudah murah saat ini. Disaat relaksasi sudah di jalankan, disaat titik keseimbangan sudah mulai tercipta.
Maka akan ada potensi dimana harga minyak goreng bisa naik lagi. Jadi jangan terlalu berbangga dengan harga minyak goreng yang sudah di bawah HET.
Baca Juga: PTPN V Distribusikan 28 Ton Migor Curah Murah di Pekanbaru, Hanya Rp. 12.000 per Kilogram
"Waspadai lonjakan harga karena kebijakan relaksai. Pastikan upaya yang dilakukan saat ini bisa menggaransi bahwa kedepan harga masih tetap bisa dikendalikan dan tentunya masih sesuai HET. Apalagi penurunan harga minyak goreng di bawah HET saat ini lebih dikarenakan bonus, karena melimpahnya pasokan sawit akibat kebijakan ketat membatasi ekspor CPO sebelumnya," ujarnya.
Terpisah, salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Halat Medan, Alex menambahkan, untuk pasokan minyak goreng curah saat ini masih aman dan permintaan dari masyarakat juga normal.
"Harga minyak goreng curah yang kami jual saat ini berkisar dari Rp12.000 hingga Rp14.000 per kg. Kami juga menjual minyak goreng kemasan yang harganya berkisar dari Rp24.000 hingga Rp26.000 per liter. Kami berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga migor curah ini," tutupnya